Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, meminta negara-negara tak mendesak Ukraina terus-terusan untuk duduk bareng Rusia demi bernegosiasi.
Menurutnya upaya negosiasi itu tidak perlu dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ukraina tidak butuh apa yang disebut mediasi perdamaian dengan istilah 'mari duduk dan bicara, mari sudahi konflik, mari persingkat itu'. Tidak, ini tidak akan diterima dan tidak perlu," kata Hamianin saat jumpa pers daring, Kamis (12/1).
Hamianin berujar sejak awal invasi akhir Februari 2022 lalu, banyak pihak yang berusaha menjadi mediator untuk mendamaikan Kyiv dan Kremlin.
Padahal, menurutnya, upaya itu cuma terlihat seperti meminta Ukraina selaku korban merelakan wilayahnya yang dicaplok Rusia dengan dalih menyelamatkan kehidupan masyarakat.
"(Harusnya) coba bujuk penyerbu (Rusia) menghentikan invasi, menarik pasukan, atau semacamnya. Jika tidak, tak ada yang bisa dilakukan sama sekali," ucapnya.
Hamianin pun menekankan bahwa Ukraina tak akan mundur sebelum merebut kembali semua wilayah yang diduduki Rusia, termasuk Crimea.
Ukraina belakangan memang tengah memperkuat perlawanannya hingga pasukan Rusia diduga kewalahan, terbukti dari kekalahan telak Kremlin di beberapa titik.
Kekuatan Ukraina itu didapat karena strategi perang yang baik dan pasokan alutsista mutakhir dari negara-negara Barat.
Meski nampak kuat, Ukraina tetap menderita akibat serangan Rusia yang sempat menargetkan infrastruktur energi.
Oleh sebab itu, Kyiv berulang kali meminta negara-negara global memberikan bantuan bagi warganya yang kini terpaksa bertahan menghadapi musim dingin tanpa listrik dan pemanas.
(blq/bac)