Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berjanji bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Negeri Jiran dalam rentang dua hingga tiga bulan ke depan.
"Saya pikir beri [waktu] 2-3 bulan saya mampu [menyelesaikan masalah TKI]," kata Anwar dalam wawancara eksklusif CNN Indonesia TV, Jumat (13/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar mengamini masalah TKI di Malaysia merupakan persoalan sensitif yang melukai hati warga Indonesia. Oleh sebab itu, dia mengusung digitalisasi sebagai upaya yang dinilai efektif menyelesaikan perkara tersebut.
"Kita akan perbaiki proses ini dan Insya Allah dengan digitalisasi dan peraturan hukum [untuk] menghentikan segala bentuk penyiksaan dan mengambil tindakan yang keras terhadap pelanggaran hukum," ujar Anwar.
Dalam kesempatan terpisah, Anwar sempat mengatakan bakal menerapkan digitalisasi untuk mengurangi agen penyalur TKI di Malaysia yang kerap mengenakan biaya tinggi pada calon TKI.
PM ke-10 Malaysia itu juga mengatakan bakal membuat aturan keras bagi para pelaku kekerasan terhadap TKI di Negeri Jiran.
Usai bertemu Anwar di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung soal sistem satu kanal atau one channel system. Sistem ini merupakan salah satu kesepakatan Indonesia-Malaysia mengenai perekrutan dan pengawasan TKI.
Melalui sistem ini, Jokowi berharap para pekerja migran Indonesia bisa diberikan perlindungan maksimal sesuai dengan komitmen Anwar.
"Saya sangat berharap one channel system untuk merekrut dan penempatan pekerja migran Indonesia benar-benar bisa kita jalankan bersama," ucap Jokowi.
(bac)