WHO Kembali Serukan Peringatan Soal Kematian Akibat Obat Sirup

CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2023 00:10 WIB
WHO mengulangi seruan agar produk yang ditandai, berkaitan dengan kematian akibat obat sirup, dihapus dari peredaran.
WHO mengulangi seruan agar produk yang ditandai, berkaitan dengan kematian akibat obat sirup, dihapus dari peredaran. (AFP/Fabrice Coffrini)
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan tindakan segera dan terpadu untuk melindungi anak-anak dari obat-obatan yang terkontaminasi. Seruan disampaikan setelah banyak kematian anak terkait obat batuk sirup tahun lalu.

Pada 2022, lebih dari 300 anak - terutama berusia di bawah 5 tahun (balita) - di Gambia, Indonesia, dan Uzbekistan meninggal karena cedera ginjal akut, kematian terkait obat-obatan yang terkontaminasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obat-obatan, sirup obat batuk yang dijual bebas, memiliki kadar dietilen glikol dan etilen glikol yang tinggi.

"Kontaminan ini bahan kimia beracun yang digunakan sebagai pelarut industri dan agen antibeku yang bisa berakibat fatal meski dikonsumsi dalam jumlah kecil, dan tidak boleh ditemukan dalam obat-obatan," kata WHO, Senin (23/1).

Tujuh negara telah melaporkan penemuan sirup terkontaminasi dalam empat bulan terakhir, dan menyerukan tindakan nyata di 194 negara anggotanya untuk mencegah lebih banyak kematian.

"WHO meminta berbagai pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam rantai pasokan medis untuk mengambil tindakan segera dan terkoordinasi," kata WHO.

WHO telah mengirimkan peringatan produk khusus pada Oktober 2022 dan awal Januari 2023, meminta obat-obatan untuk tak dijual.

Salah satunya adalah sirup obat batuk yang dibuat Maiden Pharmaceuticals India dan Marion Biotech. Obat-obatan itu berkaitan dengan kematian di Gambia dan Uzbekistan.

Tahun lalu, WHO juga menerbitkan peringatan untuk obat batuk sirup yang dibuat empat produsen Indonesia; PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical, PT Konimex dan PT AFI Pharma, yang dijual di dalam negeri.

[Gambas:Video CNN]



Perusahaan yang terlibat menyangkal produk mereka terkontaminasi atau menolak berkomentar saat penyelidikan sedang berlangsung.

WHO mengulangi seruannya agar produk yang ditandai di atas dihapus dari peredaran, dan menyerukan lebih luas kepada negara-negara untuk memastikan bahwa setiap obat yang dijual disetujui oleh otoritas yang kompeten.

Mereka juga meminta pemerintah dan regulator menugaskan sumber daya untuk memeriksa produsen, meningkatkan pengawasan pasar, dan mengambil tindakan jika diperlukan.

Tak hanya itu, produsen juga diminta hanya membeli bahan mentah dari pemasok yang memenuhi syarat, menguji produk mereka lebih teliti dan mencatat prosesnya.

Pemasok dan distributor, kata WHO, harus memeriksa tanda-tanda pemalsuan dan hanya mendistribusikan atau menjual obat yang diizinkan untuk digunakan.

(reuters/chri)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER