Aksi pembakaran Al Quran oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan di Denmark memicu perhatian global pada Senin (30/1).
Perkembangan pertempuran Rusia dan Ukraina juga menjadi sorotan berita global.
Berikut kilas berita internasional kemarin:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukraina mengklaim akan mendapatkan 321 tank dari sejumlah negara Barat. Mereka mendesak negara-negara itu segera mengirimkan tank tersebut agar bisa dipakai untuk melawan Rusia.
"Sampai hari ini, sejumlah negara secara resmi terkonfirmasi mengirim hingga 321 tank berat ke Ukraina," kata Duta Besar Ukraina untuk Prancis, Vady Omelchenko, kepada TV Prancis yang berafiliasi dengan CNN, BFM, Jumat (27/1).
Namun, Omelchenko tak menerangkan lebih rinci jenis tank dan negara mana yang bersedia mengirim kendaraan tempur tersebut.
Turki dan sejumlah negara Barat saling balas travel warning atau peringatan perjalanan di tengah ketegangan akibat aksi pembakaran Al Quran di Swedia dan Denmark.
Saling balas itu bermula pada Jumat (27/1), saat kedutaan besar sejumlah negara Barat di Turki mengeluarkan imbauan keamanan soal kemungkinan serangan balasan usai insiden pembakaran Al Quran.
Negara-negara itu mencakup Jerman, AS, Prancis, dan Italia. Mereka mengimbau warganya di Turki untuk waspada setelah seorang politikus Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, membakar Al Quran saat demo di depan Kedubes Turki di Stockholm.
Pemerintah Denmark buka suara setelah ribut-ribut aksi politikus ekstremis sayap kanan, Rasmus Paludan, membakar Al Quran di Copenhagen. Terkait dengan pembakaran itu, Menteri Luar Negeri Lars Lokke Rasmussen mengatakan Denmark memiliki hubungan baik dengan Turki.
Paludan memang melancarkan aksi itu sebagai bentuk protes dan desakan agar Turki segera merestui Swedia masuk NATO.
Menurut Rasmussen, aksi pembakaran Al Quran oleh Paludan ini tak akan berpengaruh pada hubungan Denmark dan Turki.
Lihat Juga : |
Seorang pejabat Amerika Serikat menuding Israel sebagai dalang atas serangan terhadap fasilitas militer Kementerian Pertahanan Iran, pada Minggu (29/1).
Pejabat yang tak ingin disebutkan namanya itu mengatakan kepada Reuters bahwa Israel kemungkinan terlibat dalam serangan di pusat kota Isfahan, Iran, tersebut. Beberapa sumber anonim juga mengatakan kepada The Wall Street Journal, bahwa Israel punya andil dalam serangan tersebut.