Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengungkapkan sebanyak 104 warga negara Indonesia (WNI) membutuhkan penampungan imbas gempa bermagnitudo 7,7 di Turki hingga Suriah pada Senin (6/2).
"Kerusakan yang terjadi cukup parah terkait dengan apartemen untuk WNI kita. Oleh karena itu, selain bantuan logistik kita juga melakukan evaluasi di lima titik [terdampak gempa]," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Judha Nugraha, dalam konferensi pers, Selasa (7/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa wilayah yang terdampak di antaranya di Kahramanmaras, Gaziantep, Hatay, dan yang lain.
"Di lokasi-lokasi itu mereka sudah tidak memiliki tempat tinggal layak, sehingga langkah cepat yakni 104 WNI tersebut yang paling butuh menuju ke Ankara," ujar Judha lagi.
Gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin pagi waktu setempat.
Imbas bencana ini, 4.372 orang dari dua negara tewas. Lebih rinci, korban di Turki mencapai 2.921 dan di Suriah hingga 1.451 jiwa.
Sementara itu, korban yang mengalami luka-luka di Turki tercatat 15.834 orang, sedangkan di Suriah mencapai 3.531 orang.
Dalam kesempatan itu, Kemlu juga melaporkan 10 WNI mengalami luka-luka.
Hingga kini proses pencarian dan evakuasi korban terus dilakukan. Namun, tim mengalami tantangan karena badai salju.
Menanggapi gempa itu banyak negara bersiap mengirim bantuan ke Turki dan Suriah. Negara seperti Prancis, Amerika Serikat, hingga Suriah siap membantu pemerintah Ankara.
Sementara itu, Rusia, Iran, dan Irak sudah turun tangan membantu Suriah.
(blq/isa/bac)