Turki dan Suriah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,7 pada Senin (6/2).
Gempa itu disebut-sebut sebagai yang terdahsyat dalam 100 tahun terakhir sejak 1939.
Lihat Juga : |
Hingga kini, jumlah korban tewas akibat gempa yang mengguncang Turki hingga Suriah itu tercatat sebanyak 5.021 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa gempa Turki-Suriah sangat mematikan?
Mengutip Reuters, kepala Institut Pengurangan Risiko dan Bencana University College London, Joanna Faure Walker, mengatakan gempa Turki melepaskan energi 250 kali lebih banyak dibandingkan gempa M 6,2 di Italia pada 2016 yang menewaskan 300 orang.
Turki juga berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia. Pada 1999, Turki pernah dilanda gempa yang menewaskan lebih dari 17 ribu jiwa.
Mengutip The Straits Times, gempa ini disebut mematikan karena melanda daerah padat penduduk. Gempa tersebut juga terjadi pada dini hari yakni pukul 04.17 saat warga masih terlelap.
"[Orang-orang yang sedang tidur] terperangkap ketika rumah mereka roboh," kata Roger Musson, peneliti di British Geological Survey.
"[Konstruksi bangunan juga tidak] sangat memadai bagi daerah yang rawan gempa besar," ujarnya.
Turki dilanda gempa dahsyat pada Senin (6/2) yang berpusat di Kahramanmaras. Gempa berkekuatan M 7,7, menurut GFZ Jerman, tersebut menewaskan setidaknya 4.327 di Turki dan Suriah.
Lihat Juga : |
Di hari yang sama gempa susulan sebanyak 60 kali terjadi. Dari jumlah ini, beberapa di antaranya bermagnitudo 7,5 hingga 6,5.
Hingga kini proses pencarian korban terus dilakukan. Pemerintah Turki memperkirakan korban akan terus bertambah karena banyak yang tertimbun puing.
(blq/bac)