Majalah satire Prancis Charlie Hebdo menuai kecaman usai membuat kartun terbaru yang menyindir gempa Turki.
Lewat unggahannya di Twitter, Charlie Hebdo menampilkan porak poranda bangunan imbas gempa bermagnitudo 7,7 tersebut. Kartun itu juga menunjukkan mobil yang terbalik serta puing-puing yang menggunung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggahan itu menyertakan keterangan yang menyebut "Gempa bumi di Turki. Bahkan [tidak] perlu mengirim tank."
Kartun itu diunggah hanya beberapa jam setelah gempa mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) dini hari. Komunitas internasional pun mengecam kartun tersebut karena dianggap tak berempati dengan para korban.
Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, juga turut melayangkan kecaman. Melalui cuitannya, Kalin menyebut majalah tersebut "barbar".
"Orang barbar modern! Kalian tenggelam dalam amarah dan kebencian," kata Kalin, seperti dikutip Al Arabiya.
Sementara itu, politikus Turki sekaligus perwakilan Partai AK di London, Abdurrahim Boynukalin, mengatakan Charlie Hebdo tak pernah mempertimbangkan situasi kala memancing kontroversi.
"Mereka tidak menunjukkan batasan dalam memancing kontroversi," ucapnya di Twitter.
Bukan cuma mereka, banyak warganet yang juga menyerbu karikatur majalah Prancis tersebut.
Seperti misalnya akun @ShireenMazaril, yang mengaku muak dengan "kebencian dan Islamofobia" Charlie Hebdo di tengah bencana alam yang menewaskan belasan ribu orang itu.
"Puncak kebencian dan Islamofobia yaitu ketika Charlie Hebdo bereaksi semacam ini terhadap bencana alam. Muak semuak-muaknya. Aku menunggu Charlie Hebdo dikecam Eropa," tulisnya.
Akun @Abdulla_Alamadi juga menyuarakan kemarahan serupa. Warganet tersebut mengatakan bahwa ia merasa jijik dengan Charlie Hebdo karena bisa-bisanya membuat sindiran di atas penderitaan orang lain.
"Menjijikkan sekali mengolok-olok penderitaan orang lain. Ini jauh dari etika jurnalisme," cuit dia.
Majalah Charlie Hebdo selama ini memang dikenal kerap menuai kontroversi. Karikatur mereka sering memuat gambar rasis dan anti-Islam.
Beberapa kartun kontroversial mereka yakni gambar Nabi Muhammad, anak migran yang meninggal, korban virus, serta kartun yang menghina Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Pada 2015, penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah itu bahkan sampai menyebabkan serangan teroris di kantor mereka di Paris. Saat itu, 12 orang dilaporkan meninggal dunia.
(blq/bac)