Bos tentara bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengklaim pasukannya berhasil menguasai daerah di Bakhmut pada Minggu (12/2).
Namun, dia sama sekali tak menyinggung pasukan Rusia dalam klaimnya berhasil menguasai salah satu kota kecil di Bakhmut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, Unit penyerangan Wagner merebut kota Krasna Hora [permukiman di Bakhmut Raion]," kata Prigozhin, seperti dikutip dari AFP.
AFP tak bisa memverifikasi pengakuan tersebut secara independen.
Klaim keberhasilan itu muncul usai Wagner menguasai Soledar pada 11 Januari lalu sebelum pasukan Kremlin mengklaim telah menguasai wilayah itu.
"Setelah penaklukan Soledar dan heboh ada (tentara) lain, selain Wagner di Soledar, tentu saja orang-orang itu sangat frustrasi," ujar Prigozhin.
Ia kemudian berujar, "Dalam radius 50 kilometer, kurang lebih, hanya pejuang Wagner yang tersisa, dan mereka akan merebut Bakhmut."
Pengumuman Wagner terkait penaklukannya di Soledar sempat memicu ketegangan antara mereka dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia.
Tak lama usai klaim Wagner, Kemenhan Rusia menyatakan pasukan mereka menguasai Soledar.
Lembaga think tank Amerika Serikat, Institut Studi Perang (Institute for The Study of War/ISW), menyebut telah terjadi "konflik yang signifikan" antara Kemenhan Rusia dan Wagner.
"[Blogger militer terkemuka menggambarkan] konflik yang sedang berlangsung antara Kementerian Pertahanan Rusia dan pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin di balik pintu tertutup," demikian menurut ISW pada Jumat (13/1) seperti dikutip Newsweek.
ISW juga mencatat seorang blogger militer yang berafiliasi dengan Kremlin mengatakan bahwa Prigozhin dan Kemenhan Rusia mencoba "saling melemahkan."
Kemenhan Rusia disebut tak mengakui peran Wagner dalam perang Ukraina, sementara Prigozhin tak mengakui angkatan bersenjata Rusia sebagai kekuatan di zona perang.
"[Prigozhin tak mengakui] militer Rusia sebagai kekuatan yang berpartisipasi di medan perang," lanjut ISW.
(isa/bac)