Korban tewas akibat gempa dahsyat Turki dan Suriah mencapai 41.000 orang per Jumat (17/2).
Angka tersebut membuat gempa bermagnitudo 7,7 itu berada di peringkat 10 gempa paling mematikan di dunia dalam 100 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penyelamat dari berbagai negara terus berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan korban gempa dahsyat tersebut.
Memasuki hari ke-11 pascagempa, penyelamat berhasil menyelamatkan gadis 17 tahun dan 20-an tahun yang sempat tertimbun puing-puing bangunan roboh di Kota Aleyna Olmez, Kahramanmaras.
"Ia tampak dalam keadaan sehat. Dia menutup dan membuka mata," ujar salah satu penyelamat yang merupakan penggali tambang, Ali Akdogan, seperti dikutip dari AFP.
Meski demikian, harapan untuk menyelamatkan korban dari puing-puing semakin tipis.
Tak sedikit korban gempa yang selamat mengalami situasi darurat untuk segera diselamatkan dalam kondisi cuaca amat dingin tanpa air, makanan, dan toilet. Ancaman penyakit di pengungsian pun semakin besar bagi mereka.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Wagner Group Ancam Bakar Tank NATO hingga Sikap Selandia Baru soal OPM |
"Kebutuhannya semakin mendesak, orang-orang amat menderita dan tak boleh kehilangan waktu," ujar Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Ia mengatakan bantuan kemanusiaan masih sangat dibutuhkan untuk membantu sekitar 5,2 juta orang yang terdampak gempa Turki dan Suriah.
(bac)