Media Asing Soroti Pilot Susi Air Masih Disandera OPM Sampai 3 Pekan

CNN Indonesia
Rabu, 01 Mar 2023 19:59 WIB
Sejumlah media asing ramai-ramai menyoroti kasus pilot Susi Air Philip Mehrtens yang belum dibebaskan setelah tiga pekan disandera OPM.
Pilot Susi Air Philip Mehrtesns masih disandera OPM. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah media asing ramai-ramai menyoroti kasus pilot Susi Air Philip Mehrtens yang belum dibebaskan setelah tiga pekan disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Media lokal Selandia Baru, Radio New Zealand (RNZ), melaporkan artikel berjudul "Indonesia berjanji menahan diri saat pasukan kepung kelompok separatis yang tahan pilot Selandia Baru," pada Rabu (1/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di paragraf pertama, RNZ menuliskan pasukan Indonesia di Papua telah mengepung kelompok kriminal bersenjata (KKB). Namun, tentara RI akan menahan diri dan mengutamakan negosiasi untuk operasi pembebasan Mehrtens.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD, mengatakan pasukan keamanan telah mengetahui lokasi OPM yang menahan pilot.

Namun, dia menekankan pasukan bakal mengutamakan keselamatan Mehrtens.

[Gambas:Video CNN]

"Sekarang, mereka dikepung dan kami sudah mengetahui lokasi mereka. Tetapi kami harus berhati-hati," kata Mahfud dalam laporan RNZ.

Namun, Mahfud tak memberikan informasi lebih rinci terkait lokasi OPM dan bagaimana langkah RI dalam operasi pembebasan itu.

RNZ juga mencantumkan pernyataan pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti, terkait penyanderaan Mehrtens.

Dalam konferensi pers hari ini, Rabu (1/3), Susi mengatakan penyanderaan ini berdampak terhadap 70 persen penerbangan lokal. Selain itu, ia juga meminta maaf atas gangguan pasokan di wilayah Papua.

"Ada dampak kemanusiaan yang besar. Ada yang sakit dan tidak bisa berobat dan mungkin persediaan makanan semakin menipis," kata Susi.

Media yang berbasis di Israel, Haaretz, dan media asal Malaysia, Malaysia Now, juga melaporkan hal serupa.

Selain itu, media yang berbasis di Arab Saudi, Al Arabiya News, mencantumkan pernyataan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Yudo Margono.

"Tidak mudah menangkap kelompok ini karena mereka berbaur dengan penduduk setempat. Kami akan mengutamakan langkah-langkah persuasif," kata Yudo dalam laporan Al Arabiya News.

OPM menyandera Mehrtens sejak 7 Februari lalu. Hingga kini upaya pembebasan masih terus dilakukan.

Indonesia dan Selandia Baru telah mengirim diplomat ke Timika untuk memantau operasi pembebasan itu.

Pemerintah Wellington meminta keselamatan Mehrtens menjadi prioritas dan tak ada kekerasan dalam operasi itu.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER