Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hingga panglima angkatan bersenjata Valery Zaluzhny berduka atas kematian komandan Dmytro Kotsiubailo alias Da Vinci yang tewas di Bakhmut.
Diberitakan AFP, Zelensky dan Zaluzhny hadir di antara ribuan pelayat yang berbelasungkawa di upacara pemakaman Da Vinci di Lapangan Kemerdekaan pada Jumat (10/3) lalu.
Pada momen itu, Zaluzhny bahkan sampai-sampai berlutut di samping peti mati komandan tersebut. Ia bertindak demikian karena merasa kehilangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa sebetulnya komandan Da Vinci?
Komandan Da Vinci adalah pria berusia 27 tahun yang lahir di Desa Daznistryansk, Ukraina barat.
Pada 2013, ketika dia belajar di sekolah seni, Da Vinci pergi ke Kyiv untuk bergabung dengan protes yang dikenal sebagai revolusi Maidan.
Kala itu, dia bergabung dengan kelompok ultra-nasionalis sayap kanan. Pada 2014, saat perang pecah di Donbas, Ukraina timur, Da Vinci bergabung dengan Korps Sukarelawan Ukraina dan memerangi separatis.
Sejak saat itu, dia resmi bergabung dengan pasukan militer Ukraina.
Da Vinci pertama kali dipercaya menjadi komandan sejak 2015, seperti dikutip Kyiv Post.
Pada 2017, dia pun dipercaya untuk mengomandoi kompi Serigala Da Vinci, seperti dikutip The Telegraph. Unit kecil itu pun perlahan berkembang hingga menjadi batalion yang sampai akhir dipegang olehnya.
Da Vinci merupakan prajurit yang menyabet gelar Pahlawan Ukraina termuda. Gelar itu diberikan padanya pada 2021, tujuh tahun sejak dia bergabung di militer.
Ia dijuluki nama pelukis beken tersebut lantaran pernah mengenyam sekolah seni dan menyukai seni. Dia pernah bermimpi menjadi seorang seniman.
Pada 2022, Da Vinci juga pernah tercatat masuk daftar Forbes sebagai satu dari 30 warga Ukraina di bawah usia 30 tahun yang kemungkinan mampu memengaruhi masa depan negara itu.
Pada 7 Maret, Da Vinci pun dinyatakan meninggal kala berperang di Bakhmut demi memperjuangkan wilayah panas itu.
(blq/bac)