Vladimir Putin malah berkunjung ke Mariupol, Ukraina, usai Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan perintah penangkapan terhadap sang presiden Rusia.
Putin pergi ke Mariupol menggunakan helikopter. Setibanya di kota itu, ia berkeliling memakai mobil.
Kehadiran dia membuat syok penduduk. Bukan hanya karena ini kali pertama ia ke Ukraina sejak invasi, tapi juga lantaran Putin menjadi target penangkapan ICC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa arti kunjungan Putin ke Mariupol usai ICC merilis surat perintah penangkapan dia?
Menurut eks penasihat Keamanan Nasional AS sekaligus purnawirawan Angkatan Darat, H.R. McMaster, menyebut kunjungan itu sebagai menegaskan Putin sebagai rezim otoriter.
"Dia baru saja didakwa oleh ICC atas penculikan ribuan anak-anak Ukraina. Ini semua [terjadi] saat malam Xi Jinping mengunjungi Putin," kata McMaster, seperti dikutip CBS News.
Ia kemudian berujar, "Jadi, saya kira apa yang Anda lihat adalah benar-benar sangat jelas poros otoritarian ini, yang mengancam kebebasan warga di dunia."
Sementara itu, koresponden NPR di Moskow, Charles Mayness, mengatakan lawatan Putin sebagai penegasan bahwa Rusia berusaha membangun kembali Mariupol.
"Perjalanan ini tampak seperti dipentaskan dan dirancang untuk Putin untuk menegaskan upaya Rusia membangun kembali Mariupol, yang tentu saja dihancurkan pasukan Rusia dalam pertempuran sengit," kata Mayness.
Dalam lawatan kali ini, Putin mengunjungi Crimea, kemudian ke Mariupol. Di Mariupol, ia melihat-lihat garis pantai, kapal pesiar, dan gedung teater.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin yang menemani kunjungan Putin, mengatakan orang nomor satu di Rusia itu meninjau konstruksi dan restorasi di Mariupol.
"Ada rencana untuk merekonstruksi itu pada akhir tahun ketiga. Kami berencana membangun bandara yang berfungsi penuh yang mampu melakukan penerbangan ke semua kota di Rusia dan luar negeri," kata Khusnullin, seperti dikutip CNN.
Putin juga melakukan pertemuan dengan komandan perang di Rostov-on-Don.
Kunjungan tersebut dianggap sangat provokatif bagi warga Ukraina karena Mariupol telah lama menjadi simbol perlawanan.
Mariupol berada di wilayah Donetsk. Kawasan itu telah dikuasai Rusia sejak Mei 2022, sebulan setelah invasi.
Kota itu juga menjadi saksi sejumlah pertempuran paling sengit antara Rusia dan Ukraina.
Beberapa di antaranya pengeboman di gedung teater yang membuat ratusan orang mengungsi, juga serangan di rumah sakit.