Ukraina Klaim Situasi di Bakhmut Stabil

CNN Indonesia
Minggu, 26 Mar 2023 16:20 WIB
Pasukan Ukraina mengklaim situasi di kota Bakhmut stabil. Bakhmut menjadi titik utama pertempuran pasukan Ukraina melawan Rusia.
Kota Bakhmut di Ukraina jadi titik terdepan pertempuran pasukan Rusia vs Ukraina. (AFP/ARIS MESSINIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina mengklaim pasukannya berhasil menstabilkan situasi di sekitar Bakhmut, kota yang menjadi titik nyala perang di negara tersebut selama beberapa bulan terakhir.

Kepala angkatan bersenjata Ukraina, Valery Zaluzhny mengatakan bahwa situasi di Kota Bakhmut kini stabil setelah prajurit Ukraina berjuang habis-habisan mengendalikan medan tempur tersebut.

"Arah Bakhmut adalah yang paling sulit. (Namun) berkat upaya keras pasukan pertahanan, kami berhasil menstabilkan situasi," kata Zaluzhny di Facebook, seperti dikutip AFP, Sabtu (25/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar serupa juga disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Inggris. Pada Sabtu (25/3), Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris melaporkan sebagian besar serangan Rusia ke Bakhmut telah terhenti.

"Ini kemungkinan, terutama, karena hasil dari gesekan ekstrem antar pasukan Rusia," bunyi pernyataan Kemhan Inggris.

Pakar militer mengatakan situasi stabil ini disebabkan karena ada sinyal bahwa pasukan Rusia telah kehabisan peralatan, terutama tank berat, seperti dilaporkan Reuters.

Komandan militer senior Ukraina, Oleksandr Syrsky lantas mengatakan bahwa serangan balasan bisa segera diluncurkan terhadap pasukan Rusia yang "kelelahan" di dekat Bakhmut.

Bakhmut belakangan memang menjadi target utama Rusia dalam invasi ini. Kremlin menyerang kota timur Ukraina itu agar bisa merebut sepenuhnya wilayah Donbas.

Dikutip dari The Washington Post, kemenangan Rusia di Bakhmut bisa memberikan Moskow keuntungan untuk memperluas agresinya ke wilayah lain terutama barat laut Ukraina seperti Slovyansk atau ke kota di utara, Siversk.

Melansir BBC, menurut lembaga think tank The Institute of War pasukan Ukraina "terus membuat kerepotan Wagner Group, yang akhirnya dapat membuat pasukan tersebut terus melancarkan serangan. Meskipun secara jumlah, pasukan Ukraina kalah dari grup tersebut,"

Wagner Group diketahui merupakan tentara bayaran yang beroperasi di Bakhmut untuk Rusia. Namun disinyalir, Wagner Group belakangan berselisih dengan Kementerian Pertahanan Rusia sehingga menyebabkan mereka kesulitan di kota tersebut. 

Sebelum invasi Rusia, ada sekitar 70 ribu orang tinggal di Bakhmut. Namun setelah invasi itu, hanya ada sedikit penduduk yang tetap memilih tinggal.

Umar Khan dari Palang Merah Internasional mengungkapkan, warga yang tinggal di Bakhmut kebanyakan menetap di ruang bawah tanah karena intensitas pertempuran. Menurut Khan, orang-orang di kota tersebut ditekan hingga "batas eksistensi dan perjuangan hidup mereka."

(blq/lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER