Media Selandia Baru: Pasukan RI Serbu OPM Penculik Pilot Susi Air
Media Selandia Baru melaporkan pasukan gabungan TNI dan Polri melakukan serangan ke basis-basis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Medeka (TPNPB-OPM) penculik pilot Susi Air, Philip Mehrtens.
Media Radio New Zealand (RNZ), melaporkan pasukan dari Indonesia melancarkan operasi pembebasan pada Kamis (23/3) di Nduga pukul 01.00 waktu setempat.
Serangan itu juga menyulut serangan balik dari grup separatis Papua tersebut dan menimbulkan korban jiwa yang dikonfirmasi oleh kedua belah pihak.
TPNPB-OPM mengonfirmasi mengenai kabar serangan tersebut melalui pernyataan yang dirilis Minggu (26/3). Mereka menegaskan operasi yang dilakukan pasukan RI tersebut melanggar permintaan dari pemerintah Selandia Baru yaitu upaya pembebasan Mehrtens secara damai tanpa kekerasan.
OPM juga mengakui satu orang anggota mereka tewas dalam kontak senjata dengan pasukan RI, seperti dilansir dari RNZ. Namun, mereka mengklaim berhasil menembak pasukan musuh dan menyebut satu tentara TNI tewas serta satu lagi dari personel Polri yang tewas.
Sejauh ini belum jelas posisi Mehrtens terkait kabar penyerbuan pasukan TNI-Polri ke basis OPM. Kemungkinan pria yang sudah disandera selama 50 hari itu masih disembunyikan di tengah-tengah hutan Papua.
Human Right Watch Indonesia (HRW) juga telah menghimpun pernyataan bersama dari perwakilan politik dan milisi gerakan separatis Papua tersebut terkait serangan oleh TNI-Polri.
"Saya sudah memverifikasi pernyataan dengan mengecek laporan dari kepolisian Indonesia dan orang-orang Papua Indonesia," demikian pernyataan Peneliti HRW Pasifik, Andreas Harsono, kepada RNZ.
Ia juga mengungkapkan telah terjadi sejumlah kontak senjata antara pasukan RI dengan TPNPB-OPM. Bentrok itu berlangsung di wilayah tengah dan dataran tinggi Papua sejak pekan lalu.
"Terkonfirmasi bahwa bentrok itu diawali dari serangan ke markas TPNPB yang saya duga berada di tengah hutan pada 23 Maret jam 01.00," tutur Andreas.
Belum ada keterangan lebih lanjut dari TNI dan Polri terkait kabar penyerangan ini. CNNIndonesia.com masih mencoba meminta konfirmasi dari otoritas keamanan di Papua.
(bac)