2 Perempuan Iran Ditangkap Usai Disiram Yoghurt Gegara Tak Pakai Hijab

CNN Indonesia
Senin, 03 Apr 2023 17:32 WIB
Iran menangkap dua perempuan setelah seorang lelaki melempar yoghurt ke arah mereka gara-gara tak memakai hijab.
Polisi moral Iran kerap menginspeksi tata cara dan perilaku perempuan di ruang publik. (NurPhoto via Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia --

Iran menangkap dua perempuan setelah seorang lelaki melempar yoghurt ke arah mereka gara-gara tak memakai hijab.

Sementara itu, Iran merupakan negara Islam yang menerapkan syariat, termasuk memberlakukan aturan ketat pada perempuan. Menurut laporan media Iran, Mizan, petugas menangkap kedua perempuan itu usai muncul surat perintah penangkapan karena tak mengenakan hijab di ruang publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan Iran berisiko ditangkap jika tak mengenakan hijab di ruang publik. Persoalan ini sempat menuai protes besar-besaran pada September lalu. Beberapa menilai kebijakan itu diskriminatif dan melanggar hak-hak perempuan.

Sebelum ditangkap kedua perempuan itu dilempari yoghurt oleh seorang laki-laki saat berada di toko. Insiden ini berlangsung pada Kamis (30/3).

Kejadian tersebut terekam dalam sebuah video dan beredar luas di media sosial.

Dalam rekaman itu, seorang lelaki tiba-tiba mendekati salah satu perempuan yang tak mengenakan hijab. Ia lalu berbicara sesuatu kepada perempuan itu.

[Gambas:Video CNN]

CNN tak bisa memverifikasi secara independen apa yang dikatakan laki-laki itu sebelum melempar yoghurt.

Laki-laki itu kemudian mengambil yoghurt dan melemparkan ke arah kepala dua perempuan itu.

Seorang staf laki-laki di toko itu lalu membawa pelaku keluar dari toko.

Sejauh ini, petugas masih menyelidiki insiden itu. Namun, menurut salah satu sumber, laki-laki itu juga sudah ditangkap karena mengganggu ketertiban.

Usai ramai di media sosial, pihak berwenang Iran menegaskan perempuan di negara itu wajib mengenakan hijab.

"Persoalan yang penting adalah hari ini kita punya hukum mandat hukum. Mandat hukum itu membuat setiap orang mematuhi aturan hukum,"kata Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Sabtu, seperti dikutip CNN.

Jika ada orang yang mengatakan bahwa mereka tidak meyakini kewajiban berhijab, lanjut dia, maka mereka akan ditempatkan di pusat pelatihan. Langkah ini untuk meyakinkan kepercayaan mereka kembali.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Iran menyatakan hijab adalah kebutuhan agama yang tak perlu diperdebatkan lagi.

Aturan hijab di Iran sempat menjadi heboh usai ramai-ramai warga menggelar protes terkait kematian Mahsa Amini pada September 2022.

Amini kemudian meninggal pada 16 September, tiga hari setelah koma. Banyak pihak menuding ia kehilangan nyawa karena mengalami penyiksaan dari polisi moral Iran.

Kematian Amini pun menjadi sorotan luas hingga memicu gelombang demonstrasi di Iran dan sejumlah negara lain.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER