Presiden Rusia Vladimir Putin diduga tengah mengincar kelompok tentara bayaran lain, untuk menggantikan pasukan Wagner Group dari medan perang di Ukraina.
Menurut informasi intelijen Kementerian Pertahanan Inggris, Rusia kemungkinan mencari perusahaan militer swasta baru yang bisa lebih dikontrol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya penyingkiran Wagner Group dilakukan di tengah perseteruan yang terus berlanjut antara bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, dengan militer Rusia.
Dilansir Newsweek, Wagner Group selama ini banyak terlibat dalam invasi Rusia di Ukraina, terutama perjuangannya merebut Kota Bakhmut. Namun, bos mereka yang juga kroni Putin, Prigozhin, terlampau sering bersitegang dengan pasukan domestik.
Salah satunya pada Februari lalu, kala Prigozhin menuding Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov melakukan pengkhianatan dan berusaha menghancurkan Wagner Group.
Meski banyak terlibat perseteruan, menurut Kemhan Inggris, tak ada kelompok bayaran mana pun di Rusia yang mampu menyaingi ukuran dan kekuatan tempur Wagner Group.
Kendati demikian, diduga para pejabat Rusia menganggap lebih banyak jumlah korban tewas dari anggota kelompok bayaran 'lebih ditoleransi', ketimbang dari pihak militer Rusia.
Pada Minggu (2/3), Prigozhin mengklaim pasukannya berhasil menguasai kota Bakhmut di Donetsk dan mengibarkan bendera di balai kota. Namun Ukraina membantah klaim tersebut.
Juru bicara komando militer timur Ukraina, Serhiy Cherevatyl, mengatakan tak jelas di mana pasukan bayaran Rusia mengibarkan bendera. Ukraina memastikan klaim itu salah.
"Mereka mengibarkan bendera di atas semacam toilet, entah di sisi apa. Menggantung kain mereka dan mengatakan telah merebut kota. Bagus, biarkan mereka mengira telah mengambilnya," kata Cherevatyl, dilansir dari Reuters.