Jerman Desak China Bujuk Rusia Setop Perang: Cuman Beijing yang Bisa

CNN Indonesia
Jumat, 14 Apr 2023 20:55 WIB
Jerman menilai tidak ada negara lain yang bisa membujuk Rusia selain China. (AP/Shen Hong)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mendesak China membujuk Rusia agar menyetop perang di Ukraina. Menurutnya, hanya China yang bisa meluluhkan Rusia.

"Adalah baik bahwa China telah mengisyaratkan komitmennya untuk solusi tapi saya harus mengatakan terus terang bahwa saya bertanya-tanya mengapa posisi China sejauh ini tidak termasuk seruan pada Rusia untuk menyetop perang," kata Baerbock usai bertemu Menlu China Qin Gang di Beijing, seperti dikutip AFP, Jumat (14/4).

"Tidak ada negara lain selain China yang bisa memiliki pengaruh terhadap Rusia," paparnya lagi.

Baerbock mengatakan hal tersebut saat melawat ke Beijing untuk bertemu dengan Qin.

Kunjungan itu dilakukan sepekan setelah kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen ke Negeri Tirai Bambu, yang juga mendesak Beijing memainkan peran lebih besar dalam menyelesaikan krisis.

China sendiri beberapa waktu terakhir memposisikan diri sebagai mediator netral dalam perang dua negara pecahan Uni Soviet itu. Beijing tidak pernah mau mengecam invasi Rusia di Ukraina.

Sikap itu selama ini dipertanyakan oleh negara-negara Barat. Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Moskow pun membuat Barat curiga bahwa China mendukung Rusia.

Merespons hal itu, Qin mengatakan bahwa China percaya "satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina yaitu dengan mempromosikan perdamaian dan pembicaraan."

Dia juga membantah tuduhan negara Barat, salah satunya soal Beijing memasok senjata ke Rusia. Qin bersikeras bahwa China tidak akan memasok senjata bukan cuma ke Rusia, tapi juga ke Ukraina.

"China telah mengadopsi pendekatan yang bijaksana dan bertanggung jawab, menahan diri dari memasok senjata kepada pihak-pihak yang terlibat konflik dan mengendalikan ekspor barang-barang penggunaan ganda," ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Baerbock juga membahas soal keprihatinannya mengenai masalah hak asasi manusia, salah satunya mengenai Uighur, dan juga Taiwan.

Baerbock mewanti-wanti Negeri Tirai Bambu akan "skenario horor" dari peningkatan ketegangan dengan Taiwan.

"Perubahan status quo secara sepihak dan terutama kekerasan tidak akan dapat diterima oleh kita sebagai orang Eropa," ucapnya.

"Eskalasi militer di Selat Taiwan akan menjadi skenario horor bagi seluruh dunia," tambahnya.

Beberapa waktu terakhir, Beijing memang getol latihan militer di dekat Taiwan. China menggelar simulasi perang selama tiga hari mulai 8-10 April, merespons pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing Wen dengan Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat Kevin McCarthy di Los Angeles pada 5 April.

Pertemuan tersebut terjadi saat Tsai lawatan ke AS usai pulang dari Guatemala dan Belize.

China kerap murka jika ada pejabat negara lain yang berkunjung ke Taiwan atau sebaliknya. Beijing menilai tindakan itu sebagai bentuk mendukung kemerdekaan Taiwan.

(blq/rds)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK