Rusia Isyaratkan Setop Perang di Ukraina, Mulai Menyerah?

CNN Indonesia
Selasa, 18 Apr 2023 21:20 WIB
Rusia mulai memberi sinyal hendak mengakhiri perang di Ukraina. Menlu Sergei Lavrov melontarkan isyarat ini saat Rusia tak menunjukkan kemajuan signifikan. (AFP/Ozan Kose)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia mulai memberi sinyal hendak mengakhiri perang di Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melontarkan isyarat ini ketika pasukan Negeri Beruang Merah tak kunjung menunjukkan kemajuan signifikan di Ukraina.

"Jelas kami tertarik mempertimbangkan mengakhiri konflik di Ukraina sesegera mungkin," kata Lavrov usai bertemu Menlu Brasil Mauro Vieira di Brasília pada Senin (17/8), seperti dikutip TASS.

Dalam pertemuan itu, Lavrov juga mengucapkan terima kasih kepada Brasil yang telah memahami latar belakang perang di Ukraina.

Ia juga mengapresiasi tawaran pemerintah Brasil yang ingin berkontribusi untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina.

"Masalah itu harus diselesaikan tidak hanya untuk saat ini, tetapi berdasarkan perjanjian jangka panjang," kata Lavrov.

Perjanjian tersebut, lanjutnya, berdasarkan prinsip multilateralisme dan memperhatikan kepentingan keamanan semua negara tanpa terkecuali.

"Ini adalah prinsip keamanan yang tak bisa dipisahkan," ujar Lavrov.

Di kesempatan itu, Lavrov juga menegaskan kembali soal apa yang terjadi di Ukraina dan target Rusia.

Ia menerangkan salah satu tujuannya adalah untuk menjamin bahwa tak ada ancaman terhadap keamanan militer Rusia di Ukraina.

"Ini adalah rencana yang dipraktikkan Barat selama bertahun-tahun," kata dia lagi.

Tujuan kedua yakni untuk melindungi kehidupan dan hak penduduk berbahasa Rusia di Ukraina timur dan selatan.

"Hak [mereka] telah diinjak-injak selama bertahun-tahun," ujar Lavrov.

Di timur Ukraina, memang banyak warga menggunakan bahasa Rusia. Pada September 2022, Rusia pun mencaplok empat wilayah di Ukraina di tengah invasi.

Wilayah itu yakni Donetsk dan Luhansk di timur Ukraina, serta Kherson dan Zaporizhzhia di kawasan selatan.

Namun pada kenyataannya, Rusia tak sepenuhnya menguasai kawasan yang mereka caplok. Ukraina masih memegang kendali di sejumlah besar daerah di keempat wilayah itu.

Sejumlah pengamat menganggap Rusia mencaplok keempat kawasan itu karena mulai terdesak pada pertengahan tahun lalu.

Beberapa bulan berlalu, Rusia pun belum menunjukkan kemajuan signifikan dalam perebutan wilayah di Ukraina.

Saat ini, pertempuran paling sengit pecah untuk memperebutkan Bakhmut, kota di timur Ukraina. Setelah berbulan-bulan bertempur, Ukraina masih dapat mempertahankan kota itu.

Rusia sempat mengklaim sudah mengepung Bakhmut. Namun, klaim itu dibantah Ukraina, bahkan kelompok tentara bayaran Rusia sendiri, Wagner Group.

Di tengah perang yang tak kunjung padam ini, pemimpin Wagner Group, Yecgeny Prigozhin, mendesak Rusia untuk menyetop perang di Ukraina.

"Untuk pihak berwenang [Rusia] dan untuk masyarakat secara keseluruhan, saat ini [kita] perlu untuk mengakhiri operasi militer khusus," kata Prigozhin dalam artikel blog yang diunggah di Telegram, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (15/4).

"Pilihan yang ideal yaitu mengumumkan akhir dari operasi militer khusus, untuk memberi tahu semua orang bahwa Rusia telah mencapai hasil sesuai rencana, dan dalam arti tertentu, kami memang benar-benar telah mencapainya."

(isa/has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK