69 Umat Hindu Bebas dari Dakwaan Pembunuhan Muslim di Tragedi Gujarat
Pengadilan India membebaskan 69 umat Hindu dari dakwaan pembantaian terhadap 11 umat Muslim yang terjadi di distrik Naroda Gam, Ahmedabad, Gujarat, pada 28 Februari 2002 silam.
Pembantaian ini terjadi berselang sehari setelah insiden pembakaran kereta. Pembakaran ini juga memicu berbagai kerusuhan mematikan di berbagai titik yang dikenal dengan Kerusuhan Gujarat 2022.
Keputusan ini ditetapkan pada Kamis (20/4) kemarin. Salah satu tokoh yang dibebaskan status terdakwanya adalah Maya Kodnani, mantan menteri yang merupakan kader dari partai penguasa di India saat ini, Bharatiya Janata Party (BJP).
Sebelumnya pengadilan pernah menetapkan 86 umat Hindu sebagai terdakwa pembunuhan, dengan 17 orang di antaranya telah meninggal selama menjalani rangkaian persidangan.
Akan tetapi, berdasarkan laporan Reuters, pengadilan terkait kini telah menetapkan bahwa semua terdakwa terbebas dari tuduhan dan dibebaskan dengan jaminan.
"Kami telah mengetahui sedari awal bahwa mereka memang sengaja dijebak," ujar pengacara 82 terdakwa, Chetan Shah, dilansir dari CNN, Jumat (21/4).
Ia menambahkan, "Beberapa dari terdakwa bahkan tidak berada di tempat kejadian saat terjadinya insiden tersebut,"
Di antara para tersangka yang dibebaskan adalah nama-nama nasionalis Hindu seperti Maya Kodnani. Kodnani tercatat sebagai mantan Menteri Pengembangan Perempuan dan Anak di negara bagian Gujarat, di era pemerintahan PM Narendra Modi.
Saat kerusuhan berlangsung, Kodnani berstatus sebagai anggota legislatif partai Hindu sayap kanan BJP.
Selain itu, ada nama seperti Babu Bajrangi yang pernah menjabat sebagai pentolan ormas nasionalis Hindu Bajrang Dal. Tak hanya itu, pemimpin ormas sayap kanan Vishwa Hindu Parishad (VHP), Jaydeep Patel, juga tercatat sebagai tersangka.
Bajrang Dal dan VHP adalah ormas Hindu nasionalis yang memiliki hubungan dekat dengan BJP.
Menanggapi pembebasan tokoh-tokoh sentral sayap kanan India, kuasa hukum para korban Shamshad Pathan mengatakan akan menggugat keputusan pengadilan.
"Sekali lagi, keadilan tidak berpihak kepada para korban. Kami akan mempelajari alasan mengapa pengadilan memutuskan untuk membebaskan para terdakwa," kata Pathan.
Setidaknya 1.000 orang tewas dalam kerusuhan Gujarat 2022. Mayoritas di antaranya adalah umat Muslim India. Beberapa aktivis mengatakan jumlah korban sejatinya dua kali lebih banyak dari jumlah tersebut.
Buntut kejadian itu, sejumlah aktivis dan kritikus mengutuk Modi yang saat itu menjabat sebagai Menteri Utama India. Ia dianggap gagal dalam melindungi umat Muslim India sebagai bagian dari tugasnya.
Modi membantah tuduh-tuduhan tersebut dan lolos dari dakwaan usai hasil penyelidikan Mahkamah Agung India tidak menemukan bukti kuat untuk meringkus Modi.
(far/dna)