Para tahanan yang dipenjara selama bertahun-tahun oleh Amerika Serikat di fasilitas penahanan Teluk Guantanamo, mengalami tanda-tanda 'penuaan yang dipercepat.'
Pejabat senior Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Patric Hamilton, mengatakan penyebab penuaan para tahanan Guantanamo adalah masalah kesehatan fisik dan mental karena penyiksaan.
Dalam kunjungannya ke Penjara Teluk Guantanamo bulan ini, Hamilton mengaku terkejut dengan kondisi para tahanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya tanda penuaan fisik para narapidana juga diperparah dengan efek kumulatif selama bertahun-tahun di balik bui, juga kurangnya kontak dengan keluarga.
"Kami menyerukan kepada pemerintah Amerika Serikat dan Kongres, bekerja sama mencari solusi memadai dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini," kata Hamilton, dikutip dari Al Jazeera.
Dia juga menyerukan agar para tahanan menerima perawatan kesehatan mental dan fisik yang memadai, juga membuka kontak dengan keluarga.
Menanggapi hal ini, juru bicara Pentagon memastikan akan meninjau laporan tersebut.
Penjara Guantanamo di Kuba didirikan oleh Presiden George W Bush pada 2002. Penjara ini dibangun untuk menampung para tersangka asing, setelah serangan pesawat tahun 2001 di New York dan Pentagon yang menewaskan 3.000 orang.
Kamp tahanan ini juga menjadi simbol kebrutalan 'perang melawan terorisme', karena metode interogasi yang keras dan penyiksaan yang dilakukan terhadap para tawanan.
Ada 40 tahanan di Guantanamo ketika Presiden AS Joe Biden mulai menjabat pada 2021. Pemerintahan Biden sebelumnya mengatakan ingin menutup fasilitas tersebut, tetapi belum merealisasikan rencana itu. Saat ini sekitar 30 tahanan masih berada di penjara tersebut.
(can/dna)