Bantuan pertama Palang Merah Internasional mendarat di Sudan pada Minggu (30/4) di tengah konflik bersenjata yang berkecamuk sejak tiga pekan lalu.
"Kargo kemanusiaan seberat delapan ton itu termasuk bahan bedah untuk mendukung rumah sakit Sudan dan para sukarelawan dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Sudan," kata Komite Palang Merah Internasional, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konflik bersenjata di Sudan meletus sejak 15 April lalu antara pasukan yang setia kepada dua jenderal yang berseteru. Konflik ini menyebabkan lebih dari 500 orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Puluhan ribu warga juga mengungsi dari rumah mereka.
Konflik ini menyebabkan mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan di ibu kota.
Direktur regional Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk Afrika Patrick Youssef mengatakan Bulan Sabit Merah Sudan berusaha untuk mengevakuasi mayat-mayat yang masih bergelimpangan di jalan-jalan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya 16 persen rumah sakit yang berfungsi di Khartoum, ibu kota Sudan. Pasalnya, banyak fasilitas kesehatan yang hancur akibat pertempuran di kota tersebut.
Pengiriman bantuan sendiri diberangkatkan dari ibu kota Yordania, Amman, dan tiba di kota Port Sudan. Menurut Youssef, kota ini kini menjadi satu-satunya pintu masuk bantuan ke Sudan.
Lebih lanjut, Youssef mengatakan peralatan medis yang diangkut pesawat tersebut "cukup untuk menstabilkan 1.500 pasien." Ia dan ICRC juga berharap adanya jaminan keamanan untuk mengirimkan bantuan lebih lanjut ke Khartoum dan Darfur.
Pasalnya, Youssef mengatakan pihaknya tidak dapat mengirimkan apa pun ke Khartoum pada beberapa waktu lalu, padahal mereka sempat mengirimkan sejumlah bantuan ke Darfur.
(lom/wis)