Setidaknya 127 orang tewas usai banjir dan tanah longsor menerjang Rwanda akibat hujan lebat pada Selasa (3/5) malam waktu setempat.
Presiden Rwanda, Paul Kagame, mengumumkan langsung jumlah korban tersebut melalui pernyataan di akun Twitter resminya.
"Belasungkawa mendalam untuk keluarga dan orang-orang terkasih dari para korban longsor dan banjir semalam di provinsi-provinsi Barat, Utara, dan Selatan," tulis Kagame, seperti dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kagame menegaskan saat ini proses penyelamatan dan evakuasi di sejumlah daerah di berbagai penjuru Rwanda itu masih berlangsung.
"Penyelamatan masih berlangsung di daerah-daerah paling terdampak demi mengamankan warga yang terancam bahaya. Kami melakukan segala cara untuk mengatasi situasi sulit ini," kata Kagame.
Kantor berita pemerintah Rwanda, Rwanda Broadcasting Agency (RBA), melaporkan kematian terbanyak tercatat di Provinsi Barat yang berbatasan dengan Sungai Kivu.
Seorang warga di Kota Rubavu, Provinsi Barat, mengungkap detik-detik menegangkan ketika ia menyelamatkan diri dari maut.
"Saya sedang di rumah bersama anak saya, tapi kami bisa keluar sebelum rumah kami runtuh," ujar warga bernama Jane Munyemana itu.
Meski demikian, Munyemana tak serta merta bisa tenang.
"Kami berencana mengeluarkan air banjir dan tetap tidur di rumah malam ini, tapi kami khawatir ada hujan lagi dan menghancurkan bangunan yang tersisa," katanya.
Warga Rwanda sendiri sudah tak asing dengan bencana banjir. Pada empat bulan pertama di tahun 2018 lalu, lebih dari 200 orang tewas akibat banjir dan longsor di negara Afrika tersebut.
(has)