Tentara bayaran Rusia, Wagner Group, menyatakan bakal tetap berperang di Bakhmut, Ukraina, usai dijanjikan kiriman pasokan senjata oleh pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menuturkan pasukannya telah diiming-iming pasokan senjata sebanyak-banyaknya yang dibutuhkan untuk melanjutkan operasi di Bakhmut.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Penobatan Raja Charles III hingga Suriah Akur Lagi dengan Arab |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah dijanjikan amunisi dan senjata sebanyak yang kami butuhkan untuk melanjutkan operasi lebih lanjut. Kami telah dijanjikan bahwa semua yang diperlukan untuk mencegah musuh menghentikan kami (dari perbekalan) akan dikerahkan," ujar Prigozhin melalui saluran Telegramnya pada Minggu (7/5).
Prigozhin mengatakan pergerakan pasukannya di Bakhmut mengalami kemajuan setidaknya 280 meter di medan perang.
"Kami terus berjalan ke depan, kami diprediksi akan menerima amunisi tambahan," ucapnya seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar soal pernyataan Prigozhin itu.
Sebelumnya, Wagner Group mengancam akan menarik pasukannya keluar dari Bakhmut yang telah menjadi pusat medan pertempuran dengan Ukraina selama beberapa bulan terakhir.
Ancaman itu dilontarkan Wagner Group setelah Rusia tak kunjung memberikan amunisi tambahan ke garis depan perang ketika pasukannya terus mengalami kekurangan logistik.
Sebelumnya, pasukan Rusia di Ukraina juga kerap melaporkan pasokan senjata dan logistik lainnya yang minim dari pemerintahan Putin.
Sejumlah tentara Rusia bahkan pernah mengaku kalau mereka dikerahkan ke Ukraina hanya untuk mati lantaran tak dibekali persiapan dan senjata yang memadai.
Sementara itu, Rusia diprediksi bakal melancarkan serangan yang lebih gila lagi lantaran disebut berencana menguasai Bakhmut secepatnya pada Selasa (9/5) besok.
Hari itu bertepatan dengan Hari Kemenangan (Victory Day) untuk memperingati kemenangan Rusia saat berperang dengan tentara Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
(rds)