Biden Perdana ke Papua Nugini, Redam Pengaruh China di Pasifik

CNN Indonesia
Kamis, 11 Mei 2023 09:41 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bakal melawat ke Papua Nugini bulan ini. (REUTERS/LEAH MILLIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Joe Biden bakal melawat ke Papua Nugini bulan ini.

Ini akan menjadi lawatan pertama presiden AS yang mengunjungi wilayah tersebut kala pengaruh China makin meluas di kawasan Pasifik.

Diberitakan Reuters, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Biden bakal bertemu dengan Perdana Menteri Papua Nugini sekaligus pemimpin Forum Pulau Pasifik, James Marape.

Ia diperkirakan berkunjung pada 22 Mei ini di ibu kota Port Moresby sebelum menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Quad pada 24 Mei di Sydney, Australia.

"Para pemimpin akan membahas langkah-langkah untuk memperdalam kerja sama pada tantangan penting bagi kawasan dan Amerika Serikat seperti memerangi perubahan iklim, melindungi sumber daya maritim, dan memajukan pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan inklusif," kata Jean-Pierre.

Lawatan ini diduga bakal menjadi upaya Washington mendekatkan diri dengan negara di kawasan Pasifik untuk melawan pengaruh Beijing.

Sebab, China memang sedang gencar mendekati Papua Nugini untuk meningkatkan investasi asing dalam beberapa waktu terakhir. Pendekatan itu dilakukan oleh Presiden China Xi Jinping yang berkunjung ke wilayah tersebut pada 2018.

Melihat sikap Beijing, Washington pun mulai mengambil langkah untuk melawan pengaruh China di Pasifik, terlebih setelah Negeri Tirai Bambu sukses mencapai pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon tahun lalu.

Kesepakatan itu memungkinkan China mengerahkan pasukan maupun menaruh basis di wilayah timur Papua Nugini tersebut, demikian dilaporkan AFP.

Karena tak mau kalah, AS kini tengah merundingkan pakta keamanan untuk membangun fasilitas angkatan laut bersama di Lombrum di Pulau Manus, Papua Nugini. Di saat yang sama, China juga mengundang Marape mengunjungi Beijing tahun ini.

Pasifik Selatan dahulu dipandang sebagai wilayah diplomatik yang relatif terpencil setelah Perang Dunia II. Namun, wilayah itu belakangan menjadi arena perebutan pengaruh oleh AS dan sekutu serta China.

Masing-masing negara berupaya memperluas pengaruh komersial, politik, dan militer mereka demi memperbesar kekuatan.

(blq/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK