Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim dirinya mampu menyudahi perang antara Rusia dan Ukraina dalam 24 jam jika menjadi presiden Negeri Paman Sam.
"Jika saya presiden, saya akan menyelesaikan perang itu [perang Rusia vs Ukraina] dalam satu hari, 24 jam," kata Trump dalam acara CNN Town Hall, Rabu (10/5).
Ia melontarkan pernyataan itu saat menjawab pertanyaan Kaitlyn Bossoneau, seorang pendukung Partai Republik yang hadir di acara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump juga menegaskan bahwa perang tak akan terjadi jika dia menjadi orang nomor satu di AS.
Dalam kesempatan itu, Trump juga mengatakan dia mau bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk merundingkan penghentian konflik.
"Mereka berdua memiliki kelemahan dan keduanya punya kekuatan dan dalam 24 jam perang itu akan selesai. Perang akan berakhir, benar-benar berakhir," ucapnya.
Saat ditanyai pendapat mengenai Putin yang disebut sebagai penjahat perang, Trump enggan berkomentar. Ia mengatakan hal itu merupakan sesuatu yang "harus dibahas nanti."
"Jika Anda mengatakan dia [Putin] adalah penjahat perang, akan jauh lebih sulit untuk membuat kesepakatan untuk menghentikan hal [perang] ini," kata Trump.
Ia kemudian melanjutkan, "Jika dia menjadi penjahat perang, orang-orang akan menangkapnya dan mengeksekusinya. Dia akan berjuang jauh lebih keras daripada dia bertarung dalam keadaan lain. Itu sesuatu yang mesti dibahas di kemudian hari."
Meski begitu, Trump sempat berujar bahwa Putin menurutnya telah membuat kesalahan. Kesalahan Putin, kata dia, yaitu melakukan invasi di Ukraina.
"Kesalahannya adalah masuk [memulai invasi]. Dia tidak akan pernah melakukannya jika saya menjadi presiden," tutup Trump.
Amerika Serikat selama ini sangat kencang mendukung Ukraina melawan invasi Rusia.
Washington sampai-sampai memberikan US$1,2 miliar ke Ukraina agar Kyiv bisa "meningkatkan pertahanan udaranya" dan "mempertahankan kebutuhan amunisi artileri."
Sejak awal invasi pecah pada Februari 2022, total AS sudah menggelontorkan US$37,6 miliar bantuan militer kepada Ukraina.
Ketika menjabat sebagai presiden AS, Trump sendiri dikenal dekat dengan Putin.