Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, kembali menuai kecaman dari negara-negara mayoritas Muslim usai berkunjung ke Kompleks Al Aqsa pada Minggu (21/5).
Kunjungan terbarunya ke Al Aqsa pekan ini semakin membuat berang sejumlah negara, karena pernyataannya yang provokatif.
"Harus dikatakan bahwa polisi bekerja sangat baik di sini dan sekali lagi membuktikan siapa penguasa Yerusalem," kata Ben Gvir, seperti dikutip The Jerusalem Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah negara di Timur Tengah seperti Iran, Bahrain, dan Yordania mengutuk pernyataan ini. Indonesia juga mengecam ulah menteri Israel itu sebagai tindakan provokatif.
Ini bukan kali pertama Ben Gvir datang ke tempat suci ketiga bagi umat Muslim tersebut. Awal Januari lalu, ia juga datang ke Al Aqsa sambil dikawal pasukan keamanan Israel.
Itamar Ben Gvir adalah Menteri Keamanan Nasional Israel yang kerap melontarkan ujaran kebencian ke warga Arab-Israel. Dia adalah salah satu politisi Israel yang mendukung aneksasi Israel di Tepi Barat.
Karier politiknya diawali ketika ia memutuskan bergabung dengan Moledet, gerakan pemuda partai sayap kanan. Dia sering mengampanyekan warga Arab agar keluar dari Israel.
Dia juga sempat bergabung dengan gerakan pemuda lainnya yang lebih radikal, Partai Kach. Meski demikian organisasi tersebut tak bertahan lama.
Pria yang lahir di pinggiran Yerusalem, Mevaseret Tzion pada tahun 1976 ini adalah keturunan Irak-Kurdi. Dia mulai dikenal oleh publik sejak menolak Oslo Accords pada tahun 1995, sebelum eks PM Israel Yitzhak Rabin dibunuh.
Sejak muda ia juga diketahui sudah terlibat ujaran kebencian dan kekerasan. Imbas dari aksi tersebut, Ben-Gvir panen 53 dakwaan. Namun dakwaan itu banyak dibatalkan oleh pengadilan.
Sebelum menjabat menteri, Ben Gvir juga pernah duduk di kursi parlemen Israel pada tahun 2021. Dia adalah pemimpin partai sayap kanan Partai Otzma Yehudit sejak tahun 2013.
(dna/bac)