AS Curiga Wagner Group Tambah Beli Senjata Baru dari Pemasok Asing
Tentara bayaran Rusia, Wagner Group, diduga mencoba membeli senjata dari pemasok asing untuk perang. Senjata itu diselundupkan lewat Mali, untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Wagner menggunakan dokumen palsu untuk melakukan transaksi pembelian senjata.
"Ada indikasi bahwa Wagner berusaha membeli sistem persenjataan militer dari pemasok asing dan mengirimkan senjata ini lewat Mali sebagai pihak ketiga," kata juru bicara Kemlu AS, Matthew Miller, sebagaimana dikutip Reuters.
Ia menambahkan, "Kami belum melihat indikasi bahwa akuisisi ini telah diselesaikan atau dilaksanakan, tetapi kami memantau situasinya dengan cermat."
Reuters telah menghubungi pihak pemerintah Mali terkait informasi ini, namun belum mendapatkan respons.
Sejauh ini Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi atas sejumlah orang dan entitas yang mendukung operasi militer Wagner Group.
Ini bukan kali pertama Wagner ketahuan membeli senjata dari negara lain. Akhir Desember lalu, AS juga menyebut Wagner menerima kiriman senjata dari Korea Utara untuk membantu memperkuat pasukan Rusia di Ukraina.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata ke Wagner. Bulan lalu, Korut mengirimkan roket dan rudal infanteri ke Rusia untuk digunakan oleh Wagner," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, Desember lalu.
Namun Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, membantah pernyataan itu sebagai 'gosip dan spekulasi'.
"Semua orang tahu Korut sudah lama tidak memasok senjata apa pun ke Rusia. Oleh karena itu, pasokan senjata dari Korea Utara hanyalah gosip dan spekulasi," ujar Prigozhin.
Lihat Juga : |
Kabar pembelian senjata baru Wagner Group muncul seiring dengan pernyataan Prigozhin bahwa pasukannya akan hengkang dari garda depan perang di timur Ukraina. Awal pekan ini, Prigozhin dan pasukannya menyebut akan meninggalkan zona perang per 25 Mei.
Pemimpin Wagner itu menyebut alasannya mundur dari medan perang karena pasukannya sudah berhasil merebut semua wilayah yang dijanjikan untuk direbut.
"Mulai 1 Juni, tak ada satu pun prajurit Wagner di garda depan hingga kami melakukan reorganisasi, mempersiapkan perlengkapan dan pelatihan," ungkap Prigozhin.
(dna/bac)