Iran Uji Rudal Balistik Baru Bisa Capai Israel, AS Ketar-ketir
Iran menguji coba rudal terbaru, Kheibar, yang berjarak tempuh 2.000 kilometer dan diklaim bisa mencapai wilayah Israel. Amerika Serikat pun langsung ketar-ketir.
Menteri Pertahanan Iran, Mohammad-Reza Ashtiani, mengatakan uji coba itu berhasil dilakukan pada Kamis (25/5).
Menurutnya, rudal ini dirilis untuk memberikan dukungan kepada sekutunya dan melawan dominasi negara lain.
"Pesan kami kepada musuh-musuh Iran adalah kami akan membela negara kami dan pencapaiannya," kata Ashtiani, seperti dikutip The Times of Israel.
Ia lalu berujar, "Pesan kami kepada teman-teman kami adalah kami ingin membantu stabilitas regional."
Kementerian Pertahanan Iran menyatakan Kheibar bisa menjangkau hingga 2.000 kilometer, yang berarti dapat mencapai area Israel. Peluru kendali itu, lanjut mereka, juga mampu membawa senjata seberat lebih dari satu ton.
Peluncuran rudal ini terjadi beberapa hari usai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi, mewanti-wanti kemungkinan perang negaranya dengan Iran karena program nuklir.
Rudal ini juga muncul usai pembicaraan kesepakatan nuklir negara-negara Barat dengan Iran menemui jalan buntu. AS pun kini dianggap ketar-ketir.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan program rudal Iran merupakan ancaman serius.
"Pengembangan Iran dan proliferasi rudal balistiknya menunjukkan ancaman serius bagi kawasan dan keamanan internasional, dan tetap menjadi tantangan non-proliferasi yang signifikan," kata Miller, seperti dikutip AFP.
Miller juga menyinggung program nuklir Iran, terutama karena Teheran selama ini terus meningkatkan pengayaan uranium.
Menurut beberapa laporan, pengayaan uranium Iran mencapai 80 persen, mendekati batas untuk memproduksi senjata nuklir, yaitu 90 persen. Namun, berdasarkan pernyataan Teheran, pengayaan uranium mereka hanya sekitar 64 persen.
Musuh bebuyutan Iran, Israel, menilaijika pengayaan uranium Teheran mencapai 90 persen, situasi akan kacau dan menjadi alarm bagi komunitas internasional.
"Iran dengan senjata nuklirnya kemungkinan akan bertindak lebih provokatif, dan itulah mengapa kami sangat berkomitmen mencegah Iran mendapat senjata nuklir," ujar Miller lagi.
(isa/has)