Intelijen Amerika Serikat mengungkapkan Ukraina membentuk sejumlah agen sabotase dari jaringan warga Rusia pro-Ukraina.
Para penyabotase ini yang diyakini melakukan serangan drone di wilayah Rusia, termasuk di area Kremlin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, belum ada bukti jelas bahwa serangan drone itu dilakukan warga Rusia yang merupakan pro-Ukraina.
Meski demikian, pejabat intelijen AS meyakini bahwa Ukraina telah mengembangkan sel sabotase di dalam Rusia yang terdiri dari simpatisan dan milisi terlatih pro-Ukraina.
Ukraina disebut-sebut telah menyediakan drone buatan sendiri kepada para warga Rusia simpatisan Ukraina.
Sumber CNN yang merupakan dua perwira AS mengatakan tak ada bukti bahwa drone yang menyerang wilayah Rusia itu menggunakan pesawat nirawak buatan AS.
Perwira itu tidak secara gamblang cara Ukraina mendapatkan drone dari dalam wilayah Rusia. Meski demikian, sumber dari CNN mengatakan pengadaan drone dilakukan melalui rute selundupan ke Rusia dalam bentuk komponen.
Perakitan drone kemudian dilakukan di dalam wilayah Rusia.
Sebelumnya, Ibu Kota Moskow, Rusia menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak (drone) pada 30 April.
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin menuturkan serangan langka ke ibu kota itu menyebabkan kerusakan "kecil" pada sejumlah bangunan. Ia menegaskan beruntung tak ada korban akibat serangan itu.
"Pagi ini, saat fajar, serangan drone menyebabkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan. Semua layanan darurat kota berada di lokasi. Sejauh ini tidak ada yang terluka parah," kata Sobyanin seperti dikutip Reuters.
Sobyanin mengatakan beberapa warga sedang dievakuasi menjauh dari lokasi serangan.
Sementara itu, Gubernur wilayah Moskow, Andrei Vorobyov, mengatakan di saluran Telegram bahwa beberapa drone berhasil ditembak jatuh saat mendekati Moskow.
(bac)