Belum Gabung, Swedia Izinkan Wilayahnya Jadi Markas Pasukan NATO
Pemerintah Swedia mengizinkan wilayahnya menjadi markas bagi pasukan Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO), meski belum bergabung dengan blok tersebut.
"Pemerintah telah memutuskan bahwa Angkatan Bersenjata Swedia bakal melakukan persiapan dengan NATO dan negara-negara NATO untuk memungkinkan operasi bersama di masa depan," kata Perdana Menteri Ulf Kristersson dan Menteri Pertahanan Pal Jonson.
"Persiapan dapat terdiri dari penempatan sementara peralatan dan personel asing di wilayah Swedia. Keputusan ini merupakan sinyal jelas untuk Rusia serta untuk memperkuat pertahanan Swedia," lanjut mereka dalam opini harian Dagens Nyheter, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/6).
Pernyataan ini dibuat di saat Swedia hingga kini belum juga bergabung dengan NATO, meski sudah melakukan sejumlah syarat agar bisa masuk dalam blok tersebut.
Swedia masih terjegal restu Turki dan Hungaria, yang menurut Ankara Stockholm salah satunya belum serius memulangkan teroris dari wilayahnya.
Teroris ini merujuk pada anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap Turki dan internasional sebagai kelompok teroris. Sejumlah orang PKK dikabarkan kabur dan menetap di Swedia.
Swedia pun berharap dalam pertemuan puncak di Lithuania bulan depan, proposal bergabungnya bisa segera direstui oleh semua anggota NATO. Sebab kini, tinggal Stockholm yang belum bergabung, usai ditinggal Finlandia pada April lalu.
Swedia sendiri ingin masuk NATO karena khawatir setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina Februari 2022 lalu.
Menurut Swedia, Rusia di masa mendatang bakal terus menjadi ancaman bagi negara-negara tetangganya. Swedia pun tidak yakin akan sejauh apa ambisi teritorial Kremlin di masa depan.
(blq/bac)