Rusia soal Biden Sebut Xi Jinping Diktator: AS Sulit Ditebak

CNN Indonesia
Rabu, 21 Jun 2023 18:51 WIB
Rusia ikut menanggapi komentar Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut Presiden China Xi Jinping diktator.
Joe Biden sebut Xi Jinping diktator. (REUTERS/LEAH MILLIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia ikut menanggapi komentar Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut Presiden China Xi Jinping diktator.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ucapan Biden mencerminkan kebijakan luar negeri Washington yang "tidak dapat diprediksi."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah manifestasi yang sangat kontradiktif dari kebijakan luar negeri AS, yang menunjukkan elemen signifikan dari ketidakpastian," kata Peskov seperti dikutip AFP, Rabu (21/6).

Biden sebelumnya mengatakan bahwa Xi marah atas insiden balon udara diduga mata-mata yang berkeliaran di langit AS pada Februari lalu. Menurutnya, keputusan Washington menembak jatuh balon itu membuat Xi sangat kesal.

"Alasan mengapa Xi Jinping menjadi sangat kesal ketika saya menembak jatuh balon itu dengan dua mobil box yang penuh dengan peralatan mata-mata adalah dia tidak tahu itu ada di sana," kata Biden di acara penggalangan dana Partai Demokrat dan di depan wartawan.

"Saya serius. Itu sangat memalukan bagi para diktator, ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi. Itu tidak seharusnya terjadi dan dia tidak mengetahuinya," ucap Biden.

[Gambas:Video CNN]

Saking malunya, menurut Biden, Xi pun menyangkal soal balon itu.

"Ketika pesawat itu ditembak jatuh, dia (Xi Jinping) sangat malu dan menyangkalnya ada di sana," ujar dia.

China pun mencak-mencak mendengar komentar Biden. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Beijing Mao Ning mengatakan ucapan Biden "sangat tidak masuk akal" dan "tidak bertanggung jawab."

Menurut Mao, komentar Biden tersebut secara serius melanggar fakta, protokol diplomatik, dan martabat politik China.

"Mereka adalah provokasi politik terbuka," kata Mao, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/6).

Ucapan Biden ini sendiri terlontar setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken melawat ke China untuk meredakan ketegangan kedua negara.

Pada pertemuan Senin (19/6) lalu, Blinken dan Xi sepakat untuk menstabilkan persaingan sengit antara Washington dan Beijing sehingga tidak akan menimbulkan konflik.

(bac/blq/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER