KBRI Minta WNI di Rusia Batasi Perjalanan Imbas Wagner Berontak

CNN Indonesia
Minggu, 25 Jun 2023 07:14 WIB
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow merilis sejumlah imbauan keamanan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di Rusia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow merilis sejumlah imbauan keamanan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di Rusia. (REUTERS/STRINGER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow merilis sejumlah imbauan keamanan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di Rusia menyusul keputusan pemerintah setempat menyikapi pemberontakan Wagner.

Pemerintah Rusia sebelumnya memutuskan untuk memberlakukan kebijakan kontra-terorisme menyusul pasukan Wagner yang berbalik arah dan menyerbu Rusia pada Sabtu (24/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataan di media sosial, Minggu (25/6) dini hari waktu Indonesia, KBRI Moskow mengimbau WNI di Rusia untuk tetap tenang dan menghindari sejumlah lokasi di negara tersebut.

"Pantau dan ikuti arahan dari Gubernur/Pemerintah Setempat dan sumber berita resmi untuk kewaspadaan keamanan diri," tulis KBRI Moskow.

KBRI Moskow juga meminta WNI untuk selalu membawa dokumen identitas atau paspor dalam bepergian dan beraktifitas sehari-hari. Hal itu terkait dengan peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, termasuk transportasi umum.

"Untuk Masyarakat Indonesia di Moskow dan Moskow Oblast agar membatasi perjalanan ke luar kota kecuali keperluan mendesak. Hal ini terkait dengan peningkatan pemeriksaan aparat di jalan ke luar dan menuju Moskow," tulis mereka.

[Gambas:Video CNN]



Selain itu, KBRI Moskow juga meminta "seluruh WNI di Rusia untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke Rostov dan Voronezh hingga situasi setempat kondusif."

KBRI Moskow juga meminta WNI yang ada di Rostov dan Voronezh untuk mematuhi arahan pemerintah setempat untuk tidak keluar rumah atau kediaman masing-masing bila tak ada keadaan mendesak.



Pasukan tentara bayaran Rusia, Wagner, sebelumnya berbalik arah dengan menyerang negara beruang merah tersebut. Aksi itu terjadi setelah Wagner menuding pasukan Rusia menyerang kamp kelompok tentara bayaran tersebut.

Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan mereka bakal menyerbu Ibu Kota Rusia, Moskow, untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Ia mengklaim berhasil menguasai fasilitas militer dan lapangan terbang di Rostov-on-Don, Rusia, pada Sabtu (24/6) pukul 07.30 waktu setempat.

"Ini bukan kudeta militer, tapi pawai keadilan," ujar Prigozhin dikutip dari Associated Press.

Namun, Prigozhin mengatakan menarik mundur pasukan tentara bayarannya demi menghindari pertumpahan darah di Moskow, Rusia.

"Kami menarik barisan kami dan kembali ke kamp lapangan," katanya, Sabtu (24/6) waktu setempat, dilansir AFP.

"[Kami] paham pentingnya momen itu dan tidak ingin menumpahkan darah Rusia," lanjutnya.

Menanggapi aksi Wagner, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pasukan tentara bayaran tersebut sebagai pengkhianat dan menusuk dari belakang rakyat Rusia.

Putin juga menyebut apa saja yang memecah persatuan Rusia merupakan bentuk "penusukan dari belakang terhadap negara dan rakyat."

"Apa yang kita hadapi justru pengkhianatan. Ambisi yang berlebihan dan kepentingan pribadi telah menyebabkan pengkhianatan," kata Putin saat pidato, Sabtu (24/6), dikutip CNN.

(end)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER