Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menegaskan Indonesia akan memenuhi komitmen pembayaran proyek jet tempur KF-21 Boramae kolaborasi RI dengan Korea Selatan.
"Ya itu memang akan kita negosiasi terus sama mereka (Korsel). Pokoknya kita akan penuhi komitmen-komitmen kita (Indonesia)," kata Prabowo di Istana Negara Jakarta pada Senin (26/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu diutarakan Prabowo menjawab pertanyaan wartawan seputar kabar bahwa Korsel telah kembali menagih pembayaran pembagian modal (cost share) pembuatan jet KF-21.
Korsel menggandeng Indonesia untuk bekerja sama membuat jet tempur KF-21. Proyek ini merupakan kerja sama industri pertahanan RI-Korsel bernilai 8,1 triliun won atau sekitar Rp92 triliun.
Namun, proyek ini sempat tertunda karena pembiayaan dan permasalahan teknologi itu sendiri.
Sesuai kesepakatan, RI menanggung 20 persen pembayaran. Namun, Indonesia masih menunggak dan baru melanjutkan pembayaran pada akhir tahun lalu.
Korsel bahkan menjadi anggota baru dalam grup elite negara produsen jet tempur supersonik usai membuat dan melakukan uji coba terbang KF-21. Korsel pun ini masuk negara-negara elite produsen jet tempur supersonik dari Amerika Serikat hingga Rusia.
Uji coba KF-21 berlangsung pada 19 Juli 2022 lalu. Pada Februari lalu, Dubes RI untuk Korsel, Gandi Sulistyo, mengatakan proyek pembuatan jet tempur siluman KF-21 Boramae kolaborasi antara kedua negara terus berlanjut setelah sempat mandek selama beberapa tahun.
Gandi menuturkan pemerintah bahkan telah menempatkan dua pilot Indonesia di Negeri Ginseng untuk menjalani uji terbang dan kelayakan sebelum jet tempur ini diproduksi massal.
"Indonesia telah menempatkan dua tes pilot dari TNI AU --dari 4 yang disiapkan-- yang bergabung dengan 32 engineer PTDI [PT Dirgantara Indonesia] yang tergabung dalam program KF-21/IFX ini," kata Gandi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (17/2).
(dhf/rds)