Intelijen Rusia Ancam Keluarga Bos Wagner agar Batalkan 'Kudeta'

CNN Indonesia
Selasa, 27 Jun 2023 19:20 WIB
Badan intelijen Rusia disebut mengancam keluarga para pemimpin pasukan Wagner Group agar mereka membatalkan pemberontakan pada akhir pekan lalu.
Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin (kanan) merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin. (GAVRIIL GRIGOROV and Sergei ILNITSKY / SPUTNIK / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan intelijen Rusia disebut mengancam keluarga para pemimpin pasukan Wagner Group agar mereka membatalkan pemberontakan pada akhir pekan lalu.

Laporan itu diungkap pertama kali oleh koran Inggris, The Telegraph, yang mengutip salah satu sumber keamanan di London. Namun, mereka tak menyebut pentolan Wagner yang dimaksud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ancaman tersebut dilaporkan menjadi salah satu alasan Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin membatalkan pemberontakan hingga menarik pasukannya yang tengah dalam perjalanan menuju Moskow.

"Juga telah dinilai bahwa pasukan tentara bayaran hanya punya 8.000 personel dibanding 25.000 yang diklaim dan menghadapi kemungkinan kekalahan di setiap upaya merebut ibu kota Moskow," demikian laporan The Telegraph yang dikutip The Moscow Times, Senin (26/6).

The Moscow Times tak bisa memverifikasi secara independen laporan tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Sebelumnya, pemimpin Chechen dan sekutu dekat Kremlin, Ramzan Kadyrov, mengatakan konflik bisnis keluarga mungkin sebagian mempengaruhi kebuntuan Prigozhin terkait militer Rusia.

"Rangkaian kesepakatan bisnis yang gagal menciptakan kebencian yang berkepanjangan terhadap pengusaha, yang mencapai puncak saat otoritas St. Petersburg tak memberikan sebidang tanah yang kepada putri [Prigozhin]," kata Kadyrov.

Namun, Kadyrov tak memberi informasi lebih rinci putri Prigozhin yang dimaksud dan waktu pasti mendapat tanah.

Putri Prigozhin, Polina dan Veronika, serta anak laki-lakinya Pavel, dilaporkan menjadi pemilik bisnis di kota terbesar kedua Rusia, St Petersburg.

Pada Sabtu, Wagner berencana menyerbu Moskow. Di hari itu pula, mereka sudah tiba di Rostov, sekitar 200 kilometer dari ibu kota Rusia.

Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengklaim telah menguasai pangkalan militer di Rostov. Tak lama setelah ini, Presiden Rusia Vladimir Putin merespons tindakan sekutu dekatnya dalam sebuah pidato di televisi.

Putin mengatakan aksi Prigozhin sebagai pengkhianatan dan ancaman keamanan apapun dari siapa pun harus dikenai hukum.

Di saat itu, ia juga menghubungi pemimpin negara lain dari Belarus hingga Turki. Selanjutnya, Presiden Belarus Alexander Lukashenko menjadi mediator antara Prigozhin dan Rusia.

Lukashenko menawarkan ke Prigozhin agar pasukannya tak menyerang wilayah Rusia, dan menghindari pertumpahan darah.

Bos Wagner lalu sepakat dan dilaporkan pergi ke Belarus. Prigozhin juga disebut bebas dari ancaman hukuman bui.

Mulanya, dia terancam dibui hingga 20 tahun karena mengancam keamanan Rusia dengan melakukan pemberontakan.

 

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER