Apa Kebijakan Imigran yang Bikin PM Belanda Terlama Mundur?
Mark Rutte akan mengajukan pengunduran diri dari jabatan perdana menteri Belanda setelah tidak tercapai kesepakatan antara ia dan koalisi partai pendukungnya mengenai langkah membendung imigran.
Rutte dikabarkan mengusulkan agar kerabat pengungsi perang yang diizinkan masuk ke Belanda dibatasi 200 orang per bulan. Selain itu, ia juga mengusulkan agar keluarga pengungsi perang menunggu dua tahun sebelum mereka dapat bersatu.
Pembatasan itu diusulkan untuk mengatasi pengungsi di Belanda. Diketahui, tahun lalu terungkap bahwa pusat migrasi penuh sesak oleh imigran hingga seorang bayi meninggal dunia, sementara ratusan orang tidur di tempat terbuka.
Namun, partai-partai pendukung Ruttee punya pandangan berbeda tentang kebijakan imigran.
"Bukan rahasia lagi bahwa mitra koalisi memiliki pendapat yang berbeda tentang kebijakan imigrasi. Sayangnya hari ini kami harus menyimpulkan bahwa perbedaan itu menjadi tidak dapat diatasi," kata Rutte dalam konferensi pers, dikutip Reuters.
"Oleh karena itu saya akan mengajukan pengunduran diri seluruh kabinet kepada raja."
Permohonan suaka di Belanda memang melonjak sepertiga pada tahun lalu menjadi 46 ribu orang dan diproyeksi terus bertambah menjadi lebih dari 70 ribu orang tahun ini.
Lonjakan tersebut telah membebani fasilitas suaka negara, dengan beberapa bulan tahun lalu ratusan pengungsi terpaksa tidur di tempat tak layak dengan sedikit atau tanpa akses ke air minum, fasilitas sanitasi atau perawatan kesehatan.
Tahun lalu, Rutte mengaku malu dengan kondisi itu setelah kelompok kemanusiaan Medecins sans Frontieres mengirim tim ke Belanda untuk pertama kalinya. Mereka membantu kebutuhan medis para imigran di pusat pemrosesan permintaan suaka.
Rutte berjanji akan memperbaiki kondisi fasilitas tersebut, terutama dengan mengurangi jumlah pengungsi yang mencapai Belanda. Namun dia gagal mendapatkan dukungan dari mitra koalisinya dan berujung pada pengunduran dirinya sebagai perdana menteri.
Mark Rutte merupakan perdana menteri Belanda terlama dalam sejarah. Ia menjabat sejak Oktober 2010 dan kembali memenangkan pemilu yang dihelat pada 2022 lalu. Namun belum sampai setahun menjabat, ia diterpa krisis politik di antara koalisi pendukungnya di parlemen.
Belum lama ini, Rutte atas nama pemerintah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dia melakukan hal yang sama seperti Menteri Luar Negeri Belanda, Bernard Rudolf Bot pada 2005 silam.
Dahulu, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia terjadi pada 1949 atau setelah Konferensi Meja Bundar.
(fby/vws)