Delegasi AS Kesal Zelensky 'Ngomel' soal Nasib Ukraina di NATO

CNN Indonesia
Rabu, 12 Jul 2023 18:11 WIB
Delegasi AS yang menghadiri KTT NATO di Vilnius, Lithuania, murka terkait sikap Presiden Zelensky menyoal keanggotaan Ukraina di aliansi militer ini.
Presiden Volodymyr Zelensky kesal dengan nasib Ukraina yang tak jelas di KTT NATO. (AFP/ODD ANDERSEN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Delegasi Amerika Serikat yang menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO di Vilnius, Lithuania, murka terkait sikap Presiden Volodymyr Zelensky menyoal keanggotaan Ukraina di aliansi militer ini.

Kemarahan itu terungkap dari pejabat yang mengetahui masalah tersebut demikian dikutip, Washington Post, Selasa (11/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KTT NATO berlangsung pada 11-12 Juli. Zelensky hadir di pertemuan puncak ini dan akan menggelar pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Zelensky sebelumnya jengkel ke NATO karena tak kunjung memberi peta jalan yang jelas terkait keanggotaan Ukraina.

Ia mengatakan kerangka waktu yang tak ditetapkan untuk keanggotaan Ukraina di NATO adalah hal yang tak masuk akal.

[Gambas:Video CNN]

"Sementara pada saat yang sama, kata-kata tak jelas soal 'kondisi' ditambahkan bahkan untuk mengundang Ukraina. Tampaknya, tak ada kesiapan untuk tak mengundang Ukraina ke NATO atau menjadi anggota aliansi," kata Zelensky.

Ia lalu berujar, "Ketidakpuasan adalah kelemahan dan saya akan membahas ini di KTT."

Zelensky juga kesal dengan gagasan bahwa Ukraina disebut belum siap untuk undangan bergabung dengan NATO, apalagi menjadi anggota penuh.

"Sekarang, dalam perjalanan ke Vilnius, kami menerima sinyal bahwa kata-kata tertentu sedang dibahas tanpa Ukraina," tulis Zelensky di Twitter .

Zelensky mengklaim para pemimpin NATO tak serius mengundang Ukraina bergabung dengan aliansi militer. Pendekatan mereka, lanjut dia, menunjukkan hanya ingin mempertahankan Ukraina sebagai alat tawar-menawar untuk negosiasi akhir dengan Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, kemudian berusaha meredakan kemarahan Zelensky.

Stoltenberg mengatakan kepala negara anggota NATO "memberi sinyal positif" terkait keanggotaan Ukraina.

"[Negara anggota] menghapus persyaratan untuk Rencana Aksi Keanggotaan (Membership Action Plan/MAP) untuk Ukraina," kata Stoltenberg kepada jurnalis pada Senin (10/7), seperti dikutip Russia Today.

Di kesempatan terpisah pada Selasa, Stoltenberg mengatakan perubahan aksesi ini "dari proses dua langkah menjadi proses satu langkah."

Pada 2008, NATO berjanji Ukraina akan menjadi sekutu aliansi ini. Di saat yang sama, Rusia memperingatkan langkah tersebut melanggar garis merah. Sebab, ekspansi mereka di Eropa Timur mengancam keamanan bagi Kremlin.

Rusia kemudian mengajukan proposal dengan maksud menegosiasikan perluasan NATO pada 2021. Namun, AS dan sekutu menolaknya.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER