Pasukan Rusia melakukan serangkaian serangan ke kota pelabuhan Odesa di Ukraina selama tiga hari berturut-turut, usai Moskow menarik diri dari perjanjian ekspor gandum.
Laporan pemerintah lokal menyebut sebanyak 20 orang terluka akibat serangan Rusia di Odesa. Beberapa bangunan juga hancur imbas serangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komando militer selatan Ukraina menyebut salah satu gedung pemerintahan di pusat kota Odesa hancur, sementara beberapa bangunan lainnya juga rusak.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan serangan bertubi-tubi yang dilakukan Rusia telah menghancurkan 60 ribu ton gandum yang akan diekspor. Zelensky menuduh Moskow menargetkan tempat penyimpanan gandum "secara sengaja".
"Infrastruktur biji-bijian dari Ukraina seperti Kernel (Ukraina), Viterra (Kanada), CMA GGM Group (Prancis) paling menderita. Ketahanan pangan dunia sekali lagi dalam bahaya," demikian pernyataan Kementerian Pertanian Ukraina.
Sementara itu seorang pejabat senior keamanan Amerika Serikat, Adam Hodge, mengungkapkan Rusia diperkirakan tengah mempertimbangkan serangan kapal sipil di Laut Hitam dan menyalahkan Kyiv.
"Informasi kami menunjukkan bahwa Rusia meletakkan ranjau laut tambahan di dekat pelabuhan Ukraina," kata Hodge, dikutip AFP.
Dia menambahkan, "Kami percaya bahwa ini adalah upaya terkoordinasi untuk membenarkan setiap serangan terhadap kapal sipil di Laut Hitam dan menyalahkan Ukraina atas serangan ini."
(dna)