Ogah 'Disaingi', Pangeran MbS Ancam Sanksi hingga Blokade UEA

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2023 00:25 WIB
Ancaman blokade Saudi ke UEA akibat perbedaan kebijakan kawasan dan pembatasan minyak OPEC.
Pangeran Saudi Mohammed bin Salman. (Foto: REUTERS/HANDOUT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), mengancam memblokade Uni Emirat Arab (UEA) karena tak mau terus-menerus disaingi.

MbS melontarkan ancaman itu saat melakukan pertemuan pribadi dengan wartawan pada Desember tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan WSJ, ancaman itu terjadi di tengah keretakan hubungan antara MbS dengan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MbZ) akibat perbedaan kebijakan kawasan dan pembatasan minyak OPEC.

Dalam pertemuan off-the-record tersebut, MbS menyampaikan bahwa ia telah mengirim daftar tuntutan ke Abu Dhabi dan memperingatkan bahwa Saudi akan mengambil tindakan tegas terhadap UEA jika mereka tetap melemahkan pengaruh Riyadh di kawasan Teluk.

MbS bahkan mengancam akan memberlakukan sanksi yang lebih buruk daripada yang diberikannya kepada Qatar.

[Gambas:Video CNN]

"Ini akan lebih buruk daripada apa yang saya lakukan terhadap Qatar," kata MbS, seperti yang disampaikan orang-orang yang hadir dalam pertemuan.

Hubungan Saudi dan Qatar memang sempat memburuk pada 2017. Kala itu, Riyadh mengembargo Doha termasuk dengan memblokade ekonomi mereka selama lebih dari tiga tahun.

Kedua negara itu baru rujuk pada 2021, yang diduga demi mendirikan blok untuk melawan Iran.

Sementara itu, hubungan MbS dengan MbZ sendiri sejak beberapa waktu lalu mulai menegang usai kedua pemimpin saling berebut kekuasaan di wilayah Teluk. Mereka bahkan belum saling bicara selama lebih dari enam bulan, menurut sumber WSJ.

Kepada wartawan Saudi, MbS mengatakan bahwa UEA telah "menikam kami dari belakang."

Dia lantas memperingatkan bahwa Uni Emirat Arab "bakal melihat apa yang bisa saya lakukan."

Perselisihan kedua pemimpin ini juga tumpah di pertemuan OPEC pada Oktober lalu. Saat itu UEA menuding Saudi memaksanya menyetujui pengurangan produksi minyak.

Emirat sampai-sampai menyatakan siap menarik diri dari OPEC karena sangat frustrasi dengan dominasi Riyadh dalam organisasi tersebut.

Ketegangan antara Saudi dan UEA ini pun membuat was-was kalangan pejabat AS. Mereka khawatir persaingan keduanya di Teluk bisa menghambat upaya untuk membangun blok keamanan guna melawan Iran, menyelesaikan perang di Yaman, dan memperluas hubungan diplomatik Israel dengan negara-negara Muslim.



(blq/dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER