AS Desak Israel Tunda Perubahan Sistem yang Picu Rusuh: Tak Masuk Akal

CNN Indonesia
Senin, 24 Jul 2023 12:13 WIB
Presiden AS, Joe Biden, mendesak Israel menunda proses reformasi sistem peradilan yang memicu kerusuhan dalam beberapa bulan belakangan.
Presiden AS, Joe Biden, mendesak Israel menunda proses reformasi sistem peradilan yang memicu kerusuhan dalam beberapa bulan belakangan. (AP/Michel Euler)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mendesak Israel menunda proses reformasi sistem peradilan yang memicu kerusuhan dalam beberapa bulan belakangan.

"Tak masuk akal bagi pemimpin Israel untuk mendesak ini [reformasi peradilan]. Fokusnya seharusnya menyatukan rakyat dan menemukan konsensus," ujar Biden dalam pernyataan yang dikutip AFP pada Minggu (23/7).

"Dari sudut pandang teman Israel di Amerika Serikat, tampaknya usulan reformasi peradilan sekarang ini semakin memicu perpecahan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini bukan kali pertama AS selaku sekutu dekat Israel mendesak Negeri Zionis itu untuk mempertimbangkan kembali rencana perombakan sistem peradilan yang memicu gelombang besar demonstrasi besar di berbagai penjuru negara.

Biden melontarkan pernyataan teranyar ini ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diagendakan kembali mengajukan reformasi sistem peradilan untuk pemungutan suara di parlemen Israel pada Senin.

Sang presiden AS mengaku heran karena Netanyahu tetap memaksakan reformasi sistem peradilan itu meski Israel kini di ambang perang saudara.

Isu perang saudara memang sudah berembus sejak awal tahun ini, sejak pemerintah ngotot meloloskan undang-undang untuk merombak sistem peradilan.

Melalui perubahan itu, Netanyahu berencana memberikan kendali lebih banyak kepada politikus, sementara wewenang Mahkamah Agung dikerdilkan.

Diberitakan CNN, Netanyahu dan para pendukungnya berdalih bahwa saat ini, Mahkamah Agung sudah menjadi institusi yang berisi para elite. Mereka mengklaim MA tak lagi mewakili kepentingan rakyat.

Namun, sebagian warga lainnya menolak amandemen tersebut. Menurut mereka, perombakan sistem peradilan itu mencoreng demokrasi Israel.

Rencana perombakan ini pun memicu gelombang unjuk rasa dari segala kalangan. Sejumlah warga menolak rencana perombakan sistem peradilan yang digagas Netanyahu, tapi sebagian lainnya mendukung pemerintah.

[Gambas:Video CNN]

Massa pendukung dan penolak rencana pemerintah itu terkadang bertemu di satu titik. Kericuhan pun tak terhindarkan.

Di tengah kerusuhan yang terus membara, sejumlah pejabat Israel memperingatkan Netanyahu bahwa situasi di Israel dapat berubah menjadi perang saudara dengan cepat.

Netanyahu sendiri akhirnya mengakui bahwa Israel memang sudah di ambang perang saudara. Ia lantas memutuskan untuk menunda pembahasan reformasi sistem peradilan tersebut.

Walau menunda pembahasan, Netanyahu menegaskan bahwa reformasi itu bakal tetap disahkan. Menurutnya, reformasi tetap mesti dilakukan demi "memulihkan keseimbangan" yang sudah hilang di pemerintah Israel.

Merasa aspirasinya tak didengarkan, kubu penentang reformasi tetap turun ke jalan. Kubu pendukung Netanyahu pun makin getol melawan para demonstran.

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER