Kudeta Niger, Pengawal Tahan Presiden-Klaim Gulingkan Pemerintahan
Militer Niger mengklaim telah menggulingkan pemerintahan, menyusul upaya kudeta dan penahanan Presiden Mohamed Bazoum pada Kamis (26/7) waktu setempat.
Kudeta pemerintah yang dipimpin anggota pengawal presiden atau paspamres (PG), dilakukan dengan menutup akses ke kediaman dan kantor presiden di ibu kota Niamey. Mereka menolak untuk membebaskan presiden.
Lihat Juga :KILAS INTERNASIONAL Tujuan Delegasi Taliban Berkunjung ke RI sampai Perang Saudara Israel |
"Kami, pasukan pertahanan dan keamanan, telah memutuskan untuk mengakhiri rezim Presiden Bazoum," kata Kolonel-Mayor Amadou Abdramane dalam pidatonya, seperti dilansir AFP.
Dalam kudeta ini, PG menegaskan semua institusi di negara itu akan ditangguhkan, perbatasan ditutup, dan jam malam juga akan diberlakukan "sampai pemberitahuan lebih lanjut."
Sementara itu dalam sebuah pesan di media sosial, kantor kepresidenan mengatakan aksi kudeta yang dilakukan elemen-elemen PG tidak mendapat dukungan dari angkatan bersenjata nasional.
"Tentara dan garda nasional siap menyerang unsur-unsur PG yang terlibat dalam tindakan ini, jika mereka tidak kembali ke posisi yang lebih baik," demikian pernyataan pihak kepresidenan Niger.
Pesan itu berlanjut, "Presiden dan keluarganya baik-baik saja."
Belum diketahui secara pasti alasan Pengawal Presiden (PG) melakukan percobaan kudeta kali ini.
Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) dan Uni Afrika pun mengecam aksi kudeta tersebut. Kepala Ecowas menyebut Presiden Benin Patrice Talon sedang menuju ke Niger, untuk melakukan mediasi.
Mohamed Bazoum adalah mantan menteri dalam negeri, tangan kanan mantan presiden Mahamadou Issoufou.
Dia memenangkan pemilu dua putaran melawan mantan presiden Mahamane Ousmane, dan menandai transisi kekuasaan damai pertama sejak kemerdekaan Niger. Percobaan kudeta ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pelantikan Bazoum.
(dna)