Presiden: Kudeta Niger Bisa Picu Dampak yang Merusak Dunia
Presiden Niger yang digulingkan, Mohamed Bazoum, memperingatkan bahwa jika kudeta di negaranya berhasil langgeng, bakal timbul dampak yang mengerikan bagi dunia.
"Jika berhasil, [kudeta] ini akan membawa dampak yang merusak bagi negara kami, kawasan kami, dan seluruh dunia," kata Bazoum dalam opininya di The Washington Post, Kamis (3/8).
Ia mengatakan upaya kudeta semacam ini harus dicegah karena mencederai proses pemilihan umum yang demokratis pada 2021 lalu.
Bazoum pun menganggap kudeta tersebut dapat menjegal kemajuan Niger di bawah pemerintahan demokratis yang ia pimpin.
Ia pun mengindikasikan perdamaian Niger dan dunia dapat terancam jika kudeta benar-benar langgeng dan dia tak lagi memerintah.
Bazoum kemudian menjabarkan bahwa selama ia memimpin, keamanan di Niger meningkat drastis berkat kerja sama yang dijalin pemerintah.
Lebih jauh, 40 persen dari anggaran negara Niger juga merupakan bantuan asing. Melihat relasi junta dengan pihak-pihak asing, Bazoum khawatir bantuan itu tak akan mengalir jika kudeta benar-benar langgeng.
Selain itu, Bazoum juga dibantu sejumlah pihak asing untuk memastikan keamanan di kawasan selatan, di mana kelompok teroris Boko Haram, kerap berulah. Namun dalam dua tahun terakhir, katanya, hampir tak ada serangan di kawasan itu.
Ia lanjut bercerita, di perbatasan utara dan barat Niger juga tak tercatat serangan besar sejak ia berkuasa pada 2021. Dengan demikian, Niger dianggap sebagai salah satu pilar keamanan bagi kawasan sekitarnya, terutama Sahel.
Sahel merupakan kawasan yang melintang dari Sahara ke gurun Sudan. Kawasan itu mencakup di antaranya bagian utara Senegal, selatan Mauritania, tengah Mali, utara Burkina Faso, selatan Aljazair, dan selatan Niger.
Menurut Bazoum, sebagian besar kawasan-kawasan itu saat ini dipimpin pemerintahan yang berkuasa lewat kudeta, di mana hak asasi manusia kerap diabaikan.
Bazoum memang sedang mengkhawatirkan pemimpin Burkina Faso dan Mali saat ini.
CNN memberitakan baru-baru ini, Presiden transisi Mali, Assimi Goita, bertemu delegasi militer Niger yang melancarkan kudeta pada Rabu.
Kunjungan perwakilan kudeta Niger ke Mali juga disebut-sebut karena ketertarikan mereka menggunakan jasa tentara bayaran asal Rusia, Wagner Group.
Sekitar 1.500 personel Wagner berada di Mali dan bersekutu dengan rezim militer. Mereka membantu pasukan junta menumpas pemberontakan kelompok Islamis di daerah perbatasan.
Sahel, lanjut dia, bisa saja jatuh ke Rusia melalui Wagner. Kondisi tersebut akan memicu ketidakstabilan Niger dan kawasan.
"Boko Haram dan gerakan teroris lain pasti akan mengambil keuntungan dari ketidakstabilan Niger," kata Bazoum.
Ia lalu berujar, "[Mereka] menggunakan negara kami sebagai tempat menyerang negara tetangga dan merusak perdamaian, keamanan, dan kebebasan di seluruh dunia."
Untuk itu, ia menyerukan agar pemerintah Amerika Serikat dan masyarakat internasional lainnya untuk membantu Niger mengembalikan kestabilan kawasan.
"Memperjuangkan nilai-nilai bersama kita, termasuk pluralisme demokrasi dan penghormatan terhadap supremasi hukum, merupakan satu-satunya jalan mencapai progres berkesinambungan melawan kemiskinan dan terorisme," katanya.
(isa/has/bac)