Imbas Kudeta, AS Setop Sementara Bantuan untuk Niger
Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara beberapa program bantuan kepada Niger. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Niger Antony Blinken setelah lebih dari seminggu presiden negara itu digulingkan dalam kudeta.
"Pemerintah AS menghentikan program bantuan asing tertentu yang menguntungkan pemerintah Niger," katanya Blinken, dikutip dari AFP, Jumat (4/8).
Blinken enggan merinci program bantuan yang dihentikan AS. Namun, ia memastikan AS tetap akan melanjutkan bantuan kemanusiaan dan makanan.
AS juga akan tetap melakukan operasi diplomatik dan keamanan untuk melindungi personelnya di Niger.
AS menghentikan bantuan ke Niger ketika blok regional Afrika Barat mengatakan para panglima militernya telah menyetujui rencana kemungkinan intervensi termasuk penggunaan kekuatan di negara itu.
"Seperti yang telah kami perjelas sejak awal situasi ini, pemberian bantuan AS kepada pemerintah Niger bergantung pada pemerintahan yang demokratis dan penghormatan terhadap tatanan konstitusional," kata Blinken.
Sementara itu, Presiden Niger yang digulingkan Mohamed Bazoum dalam sebuah kolom di The Washington Post meminta AS dan komunitas internasional untuk memulihkan tatanan politik Niger. Ia memperingatkan jika upaya kudeta berhasil makan akan berkonsekuensi Niger dan seluruh dunia.
Niger telah memainkan peran penting dalam strategi Barat untuk memerangi pemberontakan jihadis yang melanda Sahel sejak 2012. AS sendiri telah menempatkan sekitar 1.000 tentara di negara tersebut.
Niger gonjang-ganjing usai pasukan pengaman presiden (Paspampres) yang dipimpin Abdorahmane Tiani melancarkan kudeta pada 26 Juli lalu. Mereka menangkap Presiden Bazaoum dan setidaknya lima menteri.
Tak lama usai kudeta, Tiani mengumumkan diri sebagai pemimpin baru Niger. Namun, klaimnya tak diakui secara internasional.
Blok regional Afrika Barat, ECOWAS, juga mengultimatum agar Bazoum dibebaskan dan dipulihkan dalam waktu sepekan. Blok itu akan memberikan hukuman usai penggulingan, salah satunya dengan menutup perbatasan darat dan udara dengan Niger.
(fby/asr)