Kenapa Eks PM Thailand Thaksin Mau Pulang Meski Bakal Dipenjara?

CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2023 10:26 WIB
Mantan PM Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand, Selasa (22/8), usai mengasingkan diri selama lebih dari 15 tahun. Ia pulang walau sederet kasus menanati.
Mantan PM Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand, Selasa (22/8), usai mengasingkan diri selama lebih dari 15 tahun. Ia pulang walau sederet kasus menanati. (AP/Wason Wanichakorn)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand, Selasa (22/8), usai mengasingkan diri lebih dari 15 tahun. Ia pulang walau sederet kasus dan hukuman menantinya di Thailand.

Thaksin pun langsung dijebloskan ke penjara selama delapan tahun atas sejumlah kasus yang sudah diputuskan selama ia mengasingkan diri.

Sejak sebelum menginjakkan kaki di Thailand, Thaksin memang sudah menyatakan bakal menjalani proses hukum di Thailand agar bisa berkumpul kembali dengan anak-cucu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sejumlah analis menganggap Thaksin berani pulang karena serangkaian peristiwa terkini di perpolitikan Negeri Gajah Putih, salah satunya pemilihan pemimpin baru.

Kepulangan Thaksin ini bertepatan dengan pemungutan suara parlemen untuk perdana menteri baru Thailand, di mana Srettha Thavisin akhirnya keluar sebagai pemenang.

Srettha adalah kandidat dari Partai Pheu Thai. Pheu Thai melangkahi partai yang sebenarnya meraup suara terbanyak dalam pemilu, Move Forward. Namun, partai "anak muda" itu dijegal ketika mengajukan nama untuk PM baru.

Sejumlah analis berpendapat kepulangan Thaksin ke Thailand kemungkinan karena ada kesepakatan antara Pheu Thai dengan koalisi barunya yang mencakup militer.

Thaksin adalah pendiri Partai Thai Rak Thai, yang kini dikenal sebagai Pheu Thai. Dengan kemenangan Pheu Thai di pemerintahan Thailand kini, diduga ada kongkalikong untuk mempersingkat hukuman Thaksin.

Analis politik Verapat Pariyawong mengatakan ikatan koalisi antara Pheu Thai dengan militer yang sebelumnya bermusuhan merupakan "dasar" dari politik sesungguhnya.

"Sudah waktunya bagi mereka untuk bergandengan tangan untuk kepentingan bersama mereka sendiri," katanya, seperti dikutip The Guardian, Selasa (22/8).

Senada, profesor ilmu politik dari Universitas Chulalongkorn, Siripan Nogsuanat, mengatakan aliansi ini terbentuk karena kedua pihak menilai Move Forward sebagai ancaman yang lebih besar.

"Dampak kedatangannya kembali bagi saya menandakan cerminan kompromi antara Thaksin dan mantan musuh berdasarkan persepsi baru terhadap Move Forward sebagai ancaman yang lebih besar bagi elite tradisional Thailand," ucapnya, seperti dikutip Deutsche Welle.

Selama ini, militer memang menganggap Move Forward sebagai ancaman karena berbagai agendanya yang dianggap terlalu liberal.

[Gambas:Video CNN]

Saat kampanye, Move Forward memang menggembar-gemborkan niat mereformasi undang-undang lese-majeste di Thailand, aturan yang menghukum warga sipil jika dianggap menghina kerajaan.

Partai para pemuda ini juga menegaskan bakal mengatasi bisnis besar milik negara hingga menghapus militer dari politik.

Sementara itu, Thaksin sendiri pernah menjabat perdana menteri Thailand pada 2001. Namun, ia digulingkan dalam kudeta cepat dan tak berdarah pada 2006 karena dinilai mengancam monarki.

Setelah kudeta, Thaksin dijerat serangkaian kasus, termasuk dugaan korupsi. Guna menghindari tuntutan hukum, eks PM berusia 74 tahun itu memilih mengasingkan diri ke luar negeri selama lebih dari 15 tahun.

Putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra, sejauh ini membantah dugaan kongkalikong atas kepulangan ayahnya tersebut. Paetongtarn menegaskan Thaksin kembali karena rindu dengan cucu-cucunya.

(blq/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER