Gubernur Zaphorizhzhia Ukraina yang diduduki Rusia mengonfirmasi pasukan Moskow telah menarik diri dari Desa Robotyne pada Selasa (5/9).
Penarikan pasukan ini terjadi sepekan setelah Ukraina lebih dulu mengumumkan telah merebut kembali Robotyne dari Rusia pada 28 Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Rusia telah mencaplok wilayah Zaporizhzhia, Kherson, serta wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina tenggara pada musim gugur lalu.
"Tentara Rusia mengabaikan wilayah yang diduduki ini secara taktis," kata Gubernur Zaporizhzhia yang masih dikuasai Rusia, Yevgeny Balitsky.
Balitsky berdalih Rusia meninggalkan Robotyne karena alasan taktis. Ia mengklaim menarik diri dari Robotyne akan menguntukan pasukan Rusia.
Balitsky bahkan mengatakan Desa Robotyne sudah "musnah" setelah pertempuran panjang antara pasukan Rusia vs Ukraina.
"Bertahan di permukaan tanpa bisa mencari celah untuk benar-benar menggali dan menciptakan area aman bagi diri Anda sendiri adalah hal yang tidak masuk akal," kata Balitsky dalam sebuah wawancara di televisi yang dikelola pemerintah.
Kabar penarikan pasukan ini berlangsung ketika pasukan Rusia disebut-sebut kewalahan di medan perang.
Meski begitu, Rusia terus melancarkan invasinya di Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 lalu. Moskow juga sering meremehkan serangan balasan Ukraina.
Balitsky sebelumnya juga sempat memperingatkan bahwa wilayah di luar Robotyne akan menjadi "kuburan massal bagi angkatan bersenjata Ukraina."
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahkan menggembar-gemborkan bahwa pasukan Ukraina "tidak mencapai tujuan mereka di sektor mana pun (operasi militer)."
Di sisi lain, melansir Moscow Times, lembaga think tank AS, Institute for the Study of War, mengatakan rekaman geolokasi terbaru menunjukkan pasukan Ukraina bergerak maju ke selatan Robotyne.
Penangkapan Robotyne ini pun dianggap membuka jalan bagi pasukan Ukraina untuk mendorong lebih jauh posisi Rusia di Crimea.
(rds)