Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap dapat meyakinkan negara-negara ekonomi terbesar di dunia untuk mendukung Ukraina dalam KTT G20 di New Delhi, India pada Sabtu (9/9). Ia juga menyampaikan pandangannya mengenai investasi AS di negara berkembang.
Ketidakhadiran dua saingan utamanya di dunia, yakni Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, memberikan kesempatan bagi Biden untuk membuat pernyataan yang lebih tegas dalam pertemuan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh para pejabat Gedung Putih ketika pertemuan tersebut berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia diperkirakan akan mengumumkan rencana baru dengan negara-negara mitra di Eropa, Timur Tengah, dan Asia untuk membangun koridor transit yang menghubungkan wilayah-wilayah tersebut. Hal ini merupakan tantangan besar bagi upaya China dalam memperluas perdagangan global.
Biden juga meluncurkan reformasi dan investasi baru di Bank Dunia. Menurut Gedung Putih, hal ini dapat mengucurkan ratusan miliar dolar dalam bentuk hibah dan pinjaman untuk negara berkembang.
Namun, perpecahan di dalam kelompok itu terlihat jelas saat pertemuan berlangsung.
Para diplomat masih bekerja untuk menyusun pernyataan bersama dari para pemimpin. Mereka kemudian menemui hambatan ketika mereka harus membahas tentang invasi Rusia ke Ukraina. Rusia, sebagai anggota G20, harus menyetujui setiap pernyataan konsensus.
Namun tampaknya masih tak mungkin para pemimpin ini akan menyetujui langkah-langkah baru yang besar untuk memerangi perubahan iklim.
"India menyerukan kepada dunia untuk bersatu untuk mengubah defisit kepercayaan global menjadi sebuah kepercayaan dan ketergantungan. Ini adalah waktu bagi kita semua untuk bergerak bersama," ucap Perdana Menteri India Narendra Modi, selaku tuan rumah pertemuan ini, melansir CNN.
"Baik itu kesenjangan antara Utara dan Selatan, jarak antara Timur dan Barat, pengelolaan makanan dan bahan bakar, terorisme, keamanan siber, kesehatan, energi atau keamanan air, kita harus menemukan solusi yang solid untuk hal ini untuk generasi mendatang," tambahnya.
Ini adalah pesan persatuan pada saat yang sangat terpecah belah untuk pengelompokan tersebut.
Meskipun Biden telah menikmati kesuksesan yang cukup besar di KTT lain dalam meyakinkan para pemimpin lain untuk meningkatkan dukungan militer mereka bagi Ukraina dan memperketat hukuman mereka terhadap Rusia, banyak negara, terutama di negara-negara Selatan, belum begitu yakin.
Para pemimpin itu memandang miliaran dolar bantuan Barat yang mengalir ke Ukraina dengan skeptis dan telah mencari hubungan yang lebih seimbang dengan Moskow.
Para ajudan Biden mengatakan bahwa Presiden Biden menyambut baik kesempatan untuk terus menyampaikan argumennya mengenai Ukraina, termasuk kepada para pendengar yang belum tentu memiliki pandangan yang sama.
"Bagian dari apa yang membuat G20 menjadi format yang menarik bagi Amerika Serikat adalah bahwa G20 memberikan kami kesempatan untuk berinteraksi dan bekerja sama serta mengambil langkah-langkah konstruktif dengan lebih banyak negara, termasuk beberapa negara yang sejujurnya kami tidak sependapat dalam setiap isu," ujar wakil penasihat keamanan nasional AS, Jon Finer, kepada para wartawan, Sabtu (9/9).
Biden berharap dapat menggunakan pengumumannya mengenai infrastruktur dan investasi baru sebagai bukti komitmen AS kepada negara berkembang serta pilihan yang lebih baik untuk bermitra dibandingkan dengan China.
Rencana koridor pelayaran baru yang menghubungkan India dengan Timur Tengah dan Eropa ini berpotensi mengubah perdagangan global dan secara langsung menantang inisiatif pembangunan luar negeri China yang luas. Hal ini dikenal sebagai Belt and Road, yang telah menggelontorkan miliaran dolar untuk proyek-proyek infrastruktur setiap tahunnya.
Biden bersama dengan para pemimpin India, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Uni Eropa berencana menandatangani sebuah nota kesepahaman yang menjelaskan proyek baru ini.
"Kami melihat hal ini memiliki daya tarik yang tinggi bagi negara-negara yang terlibat, dan juga secara global, karena transparan, karena memiliki standar yang tinggi, karena tidak bersifat memaksa," ujar Finer.
Rencana-rencana ini dapat menjadi tantangan bagi inisiatif Belt and Road China, yang menurut AS menggunakan praktik-praktik peminjaman paksaan untuk proyek-proyek infrastruktur di negara-negara berkembang. Hal ini menjadi sebuah tuduhan yang berulang kali dibantah oleh Beijing.
Proposal Biden mengenai reformasi Bank Dunia juga bertujuan untuk menawarkan kesepakatan yang lebih baik kepada negara-negara berkembang.
Tanpa kehadiran Xi, Biden akan memiliki kesempatan implisit untuk menunjukkan komitmen AS yang berkelanjutan sambil mempertanyakan komitmen China.
Para pejabat AS mengatakan bahwa tidak jelas bagi mereka mengapa Xi memutuskan untuk melewatkan G20 untuk pertama kalinya.
"Saya tidak yakin kami memiliki jawaban yang jelas untuk pertanyaan itu, tetapi sebenarnya adalah kewajiban pemerintah Cina untuk menjelaskan mengapa seorang pemimpin akan atau tidak akan berpartisipasi," kata Finer.
(del/pmg)