Pernyataan eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev soal ancaman Amerika Serikat menghadapi serangan nuklir sampai polemik tuntutan penangkapan Presiden Vladimir Putin menjadi sorotan berita internasional pada Senin (12/9).
Berikut kilas berita internasional:
Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyebut Amerika Serikat terancam menjadi target serangan seperti tragedi 11 September 2001 silam, namun dengan teror serangan nuklir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahan Telegramnya pada Minggu (10/9), eks presiden Rusia itu mulanya menulis bahwa publik tampaknya "terbiasa dengan arogansi dan narsisme menjijikkan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat."
Dia membicarakan AS seolah muak dengan segala justifikasi yang dilakukan dan diterima Washington di mata publik.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, memuji deklarasiG20 di bawah keketuaan India yang memuat pandangan blok itu terkait perang di Ukraina, Minggu (10/9).
Lavrov mengatakan bahwa deklarasi tersebut merupakan terobosan untuk membendung upaya Barat mempolitisasi isu perang di Ukraina.
"KTT ini merupakan terobosan karena memberikan pedoman yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut," kata Lavrov saat konferensi pers di sela-sela pertemuan puncak G20, dikutip Times of India.
Joe Biden menjadi sorotan karena "melantur" ketika menjawab pertanyaan di konferensi pers, sampai-sampai stafnya harus memotong omongan sang Presiden Amerika Serikat.
Momen tersebut terekam dalam video yang ditayangkan di C-SPAN. Sejumlah pihak lantas memotong video itu, kemudian menyebarkannya di jagat maya.
Dalam potongan video yang diunggah jurnalis AS, Benny Johnson, Biden awalnya terlihat sedang menjawab pertanyaan wartawan di konferensi pers usai pertemuan bilateral dengan Vietnam.
Lihat Juga : |