Kim Jong Un 'Betah' 3 Hari di Rusia, Ke Mana Saja?

CNN Indonesia
Jumat, 15 Sep 2023 09:20 WIB
Pemimpin Korut Kim Jong Un sudah tiga hari berada di Rusia dan berkunjung ke beberapa lokasi. Foto: via REUTERS/KCNA
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sudah berada di Rusia selama tiga hari, terhitung sejak tiba pada Selasa (12/9) lalu dengan kereta lapis baja.

Pada Jumat (15/9) ini, Kim disebut sudah tiba di Komsomolsk-on-Amur, Rusia timur jauh, untuk mengunjungi pabrik yang memproduksi jet tempur.

Kunjungan ke Komsomolsk-on-Amur ini adalah salah satu dari beberapa kunjungan Kim selama tiga hari menginjakkan kaki di Negara Beruang Merah.

Di hari pertama tiba di Rusia, Kim bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di pusat ruang angkasa Kosmodrom Vostovhny. Pada pertemuan itu, Putin berjanji membantu Korut membangun satelit dan kerja sama di bidang ruang angkasa.

Di hari kedua pada Kamis (14/9), keberadaan Kim di Rusia tak diketahui dan dia tak kelihatan bepergian. 

Selanjutnya pada hari ini, Kim baru muncul kembali bersama dengan konvoi keretanya.

Kantor berita Rusia RIA Novosti mengunggah video yang menunjukkan kereta Kim masuk ke stasiun, ketika para pejabat Korut menunggu di jalan yang telah ditata khusus dengan karpet merah.

Tak lama setelah itu, konvoi Kim pun keluar dari stasiun Komsomolsk-on-Amur.

Kepada TV Rusia, Putin mengatakan Kim bakal mengunjungi pabrik pesawat di Komsomolsk-on-Amur, lalu ke Vladivostok untuk melihat Armada Pasifik Rusia, universitas dan fasilitas lainnya.

Kunjungan ke pabrik pesawat ini bakal mengisyaratkan apa yang ingin diperoleh Kim dari Rusia, sebagai imbalan atas bantuan kepada Putin di Ukraina.

Amerika Serikat sebelumnya mewanti-wanti bahwa pertemuan Kim dan Putin bisa mengarah ke kesepakatan bagi Korut untuk memasok Moskow dengan amunisi.

Korea Selatan juga cemas Korut bakal menerima teknologi senjata canggih Rusia termasuk satelit mata-mata militer.

"Kami menyatakan keprihatinan dan penyesalan mendalam kami bahwa meskipun ada peringatan berulang kali dari masyarakat internasional, Korut dan Rusia membahas masalah kerja sama militer," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Lim Soo Suk.

"Setiap kerja sama sains dan teknologi yang berkontribusi pada pengembangan senjata nuklir dan rudal, termasuk sistem satelit yang melibatkan teknologi rudal balistik, bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB," katanya Lim sebuah pengarahan, seperti dikutip Associated Press, Jumat (15/9).



(blq/dna)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK