Baru-baru ini, Iran dan Amerika Serikat bertukar tahanan usai dana US$6 miliar atau sekitar Rp92,2 triliun milik Teheran di bank Qatar cair.
Dana tersebut sempat dibekukan sebagai bagian sanksi Amerika Serikat ke Iran.
Salah satu sumber yang mengatakan lima warga AS yang ditahan Iran diterbangkan ke Doha menggunakan pesawat Qatar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat Gedung Putih juga mengatakan sebagai balasan, Presiden AS Joe Biden memberikan pengampunan dan membebaskan lima warga Iran yang ditahan.
Berikut profil singkat para tahanan dari AS maupun Iran.
Namazi merupakan pengusaha yang memiliki kewarganegaraan ganda AS-Iran. Pasukan Iran menahan dia pada 2015, saat tengah mengunjungi keluarganya di Iran.
Pengadilan di Iran menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara ke Namazi karena dituduh menjadi mata-mata dan bekerja sama dengan AS, demikian menurut Al Jazeera.
Shargi merupakan pengusaha keturunan Iran. Ia ditangkap pada 2018 karena dianggap menjadi mata-mata dari musuh.
Delapan bulan kemudian, Shargi dibebaskan dengan jaminan khusus. Lalu pada November 2020, ia kembali ditangkap dengan tuduhan spionase.
Tahbas merupakan aktivis lingkungan keturunan Iran-AS. Ia memiliki kewarganegaraan ganda yakni Iran dan Inggris.
Pada 2019, Iran menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara ke Tahbaz karena "pertemuan dan kolusi melawan keamanan nasional Iran."
Tahbaz juga dituding pernah berkomunikasi dengan pemerintah AS untuk tujuan spionase.
Dua tahanan lain belum bisa diidentifikasi
Menurut Arab News, Ansari tiba di Qatar pada Senin (18/9). Ia disebut akan melanjutkan perjalanan ke Iran.
Kashani juga tiba di Qatar pada Senin, bersama Ansari. Mereka berdua dilaporkan tiba lebih dahulu dan akan kembali ke Iran.
Media Iran melaporkan dua tahanan lagi memilih tinggal di Amerika Serikat, dan satu tahanan memutuskan ke negara ketiga.
Namun, sejauh ini tak jelas siapa yang menetap di AS atau ke negara ketiga. Berikut ketiga tahanan yang dibebaskan pemerintah Biden.
Tahanan dari AS lainnya yang dibebaskan adalah Reza Sarhangpour, Amin Hassanzadeh, dan Kaveh Afrasiabi.
(isa/bac)