Presiden China Xi Jinping akan membuat terjemahan Al Quran yang menggabungkan antara nilai-nilai Islam dan Konfusianisme.
Modifikasi Al Quran versi China ini merupakan salah satu dari serangkaian upaya sinifikasi terhadap Islam
Apa itu sinifikasi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinifikasi adalah proses mengubah atau memodifikasi sesuatu sesuai dengan budaya China.
Dalam misinya itu, China berupaya melakukan modifikasi terhadap teks kitab keagamaan dan filsafat dengan menyesuaikan nilai-nilai Konfusianisme.
Proses ini menyasar lima agama yang diakui di China, yakni Kristen Katolik, Kristen Protestan, Islam, Buddha, dan Taoisme.
Dikutip dari The Diplomat, Xi Jinping memulai kampanye sinifikasi pada 2014. Kampanye itu menerbitkan buku biru keamanan nasional pertama Beijing yang berisi peringatan terhadap "infiltrasi agama" oleh "kekuatan musuh di Barat."
Khusus untuk sinifikasi Al Quran, Partai Komunis China ingin menancapkan pengaruh nilai-nilai Tiongkok dengan membuat Al Quran serta hadis dalam versi terjemahan terbaru.
Terjemahan tersebut nantinya "menggunakan konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci."
Penafsiran tersebut merujuk ke koleksi terjemahan dan tulisan Islam Dinasti Qing dalam Bahasa Mandarin yang dikenal sebagai Kitab Han. Kitab ini merupakan kumpulan teks Islam yang menggunakan konsep konfusianisme untuk menjelaskan teologi Islam.
Naskah dalam teks tersebut dibuat di China bagian timur dan tak pernah beredar di kalangan Uighur.
"PKC mengidentifikasi [kitab] ini sebagai satu-satunya praktik yang keagamaan yang diakui di China," kata dosen Studi China dari Universitas Manchester, David Stroup, dikutip Radio Free Asia (RFA), pada pekan lalu.
"Menggunakan pembingkaian seperti ini, untuk menyelaraskan Islam dengan Konfusianisme, menyelaraskan Islam dengan tradisi China adalah pembacaan sejarah yang sangat selektif," kata dia.
Konfusianisme merupakan ajaran yang mengatur hubungan antar manusia dan mencakup kebijakan, nilai keadilan, nilai kepercayaan, nilai berbakti, hingga nilai keberanian.
Beberapa contoh ajaran konfusianisme adalah sikap sopan santun, tak mengeluarkan kata-kata yang mencela, tak menggunakan kata-kata kasar hingga menghormati yang lebih tua.
Menurut jurnal dari Universitas Indonesia berjudul "Konfusianisme dalam Kebudayaan China Modern", menyebut ajaran ini juga bertujuan untuk mendidik dan menekankan agar negara bisa melayani masyarakat.
Untuk memahami ajaran Konfusius jenis itu, pemimpin perlu memahami Kitab Daxue (Ajaran Agung), demi membangun manusia mencapai prestasi.
"Untuk mencapai pengetahuan tertinggi penguasa, pemimpin, dan orang terpelajar harus menciptakan keteraturan dalam wilayah masing-masing. Untuk dapat menciptakan keteraturan dalam masyarakat, mereka harus dapat mengatur keluarganya sendiri.Untuk mengerjakan semua hal tersebut pertama-tama manusia harus dapat mengolah dirinya sendiri," demikian tulis jurnal itu.
(tim/bac)