Duta Besar Amerika Serikat mengatakan mendapat informasi dari jaringan intelijen "Five Eyes" mengenai tuduhan masyarakat Kanada bahwa pemerintah India terlibat atas pembunuhan aktivis separatis Sikh, Hardeep Singh Nijjar.
Duta besar Amerika untuk Kanada, David Cohen, mengonfirmasi bahwa terdapat kesamaan pernyataan dari mitra intelijen "Five Eyes" yang membantu Kanada dalam mengungkap kasus ini.
Dikutip dari CBC News, Five Eyes adalah jaringan intelijen gabungan yang terdiri dari negara Amerika, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Five Eyes pertama kali dibentuk oleh Amerika Serikat dan Inggris dengan berbagi sinyal intelijen pada Tahun 1946. Dahulu para intelijen berbagi informasi menggunakan sinyal radio, saat ini para intelijen berbagai informasi menggunakan pelacakan dan intersepsi digital.
Tuduhan pembunuhan aktivis Sikh kepada pemerintahan India menarik perhatian pemimpin-pemimpin negara. Presiden Amerika, Joe Biden, beserta pemimpin negara lainnya menyatakan keprihatinannya kepada Perdana Menteri India, Narendra Modi, saat pertemuan G20.
Akibat tuduhan pembunuhan ini, hubungan diplomatik antara India dan Kanada saat ini berada di fase yang sangat buruk. Pemerintah India mengatakan bahwa menolak klaim pembunuhan aktivis Sikh yang melibatkan pejabat-pejabat tinggi, dilansir dari Aljazeera.
Perang dingin antara India dan Kanada terus berlanjut dengan diusirnya diplomat senior negara masing-masing. Perseteruan ini juga berdampak bagi masyarakat ketika pemerintah India menangguhkan visa bagi warga Kanada karena dianggap sebagai ancaman.
Duta Besar Amerika, David Cohen, meminta agar pemerintah New Delhi mau untuk bekerja sama dengan Kanada dalam mengungkap kasus ini.
"Jika terbukti benar, maka hal ini berpotensi menjadi pelanggaran serius terhadap aturan-aturan yang berdasarkan tatanan internasional," kata duta besar.
Menteri Pertahanan Kanada, Bill Blair, mencoba mengalihkan pertanyaan saat ditanya mengenai penyelidikan pembunuhan Nijjar ini.
"Saya tidak akan mengatakan apa pun yang akan membahayakan integritas penyelidikan itu, itu terlalu penting," kata Blair, dikutip dari CBC News.
Pada kesempatan yang berbeda, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, juga menyampaikan pendapatnya mengenai penyelidikan kasus.
"Kami menyerukan kepada pemerintah India untuk bekerja sama dengan kami. Untuk menanggapi tuduhan ini dengan serius dan membiarkan keadilan berjalan sebagaimana mestinya," kata perdana menteri Trudeau di Misi Kanada di PBB.
Militansi atau Kampanye?
Pemerintah India sebenarnya telah lama menuding pemerintah Kanada yang tidak menindak ekstremis separatisme Sikh. Sikh diduga akan menciptakan tanah air sendiri yang disebut Khalistan. Daerah ini mencakup sebagian negara bagian Punjab di India.
Nijjar merupakan aktor utama yang paling keras mendukung terbentuknya Khalistan. Pemerintah India menetapkan kelompok-kelompok pendukung Khalistan sebagai "organisasi teroris" di bawah Undang-Undang Aktivitas Melanggar Hukum India (UAPA).
Nijjar masuk dalam daftar teroris UAPA pada Tahun 2020 karena dianggap meradikalisasi seluruh komunitas Sikh di seluruh dunia.
Pemerintah India menganggap organisasi Sikh sangat berbahaya bagi negara dan setara dengan teroris.
Pemerintah India akan terus bernegosiasi dengan mereka yang menuntut pembentukan Khalistan. Pemerintah berjanji akan mengungkap pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dikatakan komunitas tersebut.
Oleh karena itu, ketika polisi Kanada melaporkan kematian Nijjar karena ditembak saat berada di dalam truknya oleh dua orang bertopeng di luar kuil Sikh, masyarakat langsung menuduh pemerintah India.
Kematian Nijjar menimbulkan kemarahan komunitas Sikh di Kanada, salah satu komunitas yang beranggotakan lebih dari 770.000 penganut agama minoritas. Hingga saat ini, kepolisian Kanada belum berhasil mengungkap tersangka pembunuhan Nijjar.
(isa/bac)